DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................
1.1.1 Sterilisai Alat..........................................................................
1.1.2 Pembuatan Medium................................................................
1.1.3 Pembuatan Bahan...................................................................
1.1.4 Menghitung Bakteri................................................................
1.1.5 Pembuatan Bahan untuk Isolasi..............................................
1.1.6 Isolasi Bakteri.........................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................
1.3 Tujuan...............................................................................................
1.4 Manfaat.............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................
2.1 Sterilisasi Alat...................................................................................
2.2 Pembuatan Medium..........................................................................
2.3 Pembuatan Bahan.............................................................................
2.4 Menghitung Bakteri..........................................................................
2.5 Pembuatan Bahan untuk Isolasi........................................................
2.6 Isolasi Bakteri...................................................................................
BAB III METODOLOGI..............................................................................
3.1 Alat dan Bahan.................................................................................
3.1.1 Sterilisasi Alat.........................................................................
3.1.2 Pembuatan Medium................................................................
3.1.3 Pembuatan Bahan...................................................................
3.1.4 Menghitung Bakteri................................................................
3.1.5 Pembuatan Bahan untuk Isolasi..............................................
3.1.6 Isolasi Bakteri.........................................................................
3.2 Prosedur Kerja..................................................................................
3.2.1 Sterilisasi Alat.........................................................................
3.2.2 Pembuatan Medium................................................................
3.2.3 Pembuatan Bahan...................................................................
3.2.4 Menghitung Bakteri................................................................
3.2.5 Pembuatan Bahan untuk Isolasi..............................................
3.2.6 Isolasi Bakteri.........................................................................
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................
4.1 Sterilisasi Alat...................................................................................
4.2 Pembuatan Medium..........................................................................
4.3 Pembuatan Bahan.............................................................................
4.4 Menghitung Bakteri..........................................................................
4.5 Pembuatan Bahan untuk Isolasi........................................................
4.6 Isolasi Bakteri...................................................................................
BAB V PENUTUP.........................................................................................
5.1 Kesimpulan.......................................................................................
5.2 Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.1.1 Sterilisasi
Alat
Sterilisasi adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi
bebas mikroba atau setiap proses yang dilakukan baik secara fisika, kimia, dan
mekanik untuk membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme. Dalam
bidang mikrobiologi baik dalam pengerjaan penelitian atau praktikum, keadaan
steril merupakan syarat utama berhasil atau tidaknya pekerjaan kita
dilaboratorium. Pengetahuan tentang prinsip dasar sterilisasi dan desinfeksi
sangat diperlukan untuk melakukan pekerjaan di bidang medis yang bertanggung
jawab. Cara sterilisasi dan desinfeksi yang baru banyak diperkenalkan, namun
masih tetap digunakan cara-cara dan beberapa bahan seperti digunakan berabad
lalu. Berdasar dari hal tersebut diatas, maka diadakanlah praktikum
“Sterilisasi” ini guna memberikan pemahaman kepada kita tentang hal-hal yang
berkaitan dengan sterilisasi serta menambah pengetahuan dan keterampilan kita
tentang teknik atau tata cara sterilisasi dalam mikrobiologi.
Sterilisasi adalah suatu proses perlakuan
terhadap bahan atau barang dimana pada akhir prosesnya tidak lagi terdapat
mikroorganisme pada bahan atau barang tersebut (Diana, 2004).
Sterilisasi adalah setiap proses kimia , fisika dan
mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan, terutama pada mikroorganisme
(waluyo,2005).
Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan
bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses
sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan
bentuk paling resisten dari kehidupan mikroba, akan diluluhkan (Lay, 1992).
1.1.2 Pembuatan
Medium
Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi
yang mempelajari mikroorganisme atau jasad renik. Objek kajiannya adalah semua
makhluk (hidup) yang tidak dapat dilihat jelas dengan mata tanpa menggunakan
alat bantu seperti mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik,
protozoa, dan Archaea. Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak
sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup.Mikrobiologi dimulai sejak
ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat penting dalam biologi
setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur dan membuat
serum rabies. Perkembangan biologi yang pesat pada abad ke-19 terutama dialami
pada bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang penting lain
seperti biokimia.Penerapan mikrobiologi pada masa kini masuk dalam berbagai
bidang dan tidak dapat dipisahkan dari cabang lain karena diperlukan juga dalam
bidang farmasi, kedokteran, pertanian, ilmu gizi, teknik kimia, bahkan hingga
astrobiologi dan arkeologi.
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan mikroorganisme
tergantung pada nutrisi yang tersedia dan lingkungan pertumbuhan yang
menguntungkan. Di dalam laboratorium, persiapan gizi yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme
disebut media (tunggal, sedang)
(Prescott, 2002).
Media dapat digolongkan berdasarkan bentuk, susunan
kimianya, dan fungsinya. Berdasarkan bentuknya terdiri dari media padat, media
semi padat, dan media cair. Bahan makanan yang dbutuhkan mikroorganisme dibagi
menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor
elektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber nitrogen (Pujiati, 2012).
1.1.3 Pembuatan
Bahan
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam keadaan cair
atau padat. Dalam biakan cair, mikroorganisme
menunjukkan ciri pertumbuhan
tersendiri. Kekeruhan yan dilihat pada medium terjadi akibat pertumbuhan
mikroorganisme. Jumlah (lazimnya mikroorganisme yang diperlukan cukup banyak agar terlihat keruh sekitar 106
sel/ml) Bila pertumbuhan mikroorganisme menumpuk maka di bagian dasar tabung
akan terlihat sedimen. sebaliknya, bila pertumbuhan mikroorganisme ini
sedikit maka terlihat sebagai partikel
berupa lapisan tipis pada permukaan, Kadangkala pertumbuhan yang terlihat pada
medium merupakan gabungan dari kekeruhan, sedimen, pelikel (Oetomo, 1990).
1.1.4 Menghitung
Bakteri
Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk
koloni dapat dianggap bahwasetiap koloni yang tumbuh berasal dari satu sel,
maka dengan menghitung jumlah koloni dapat diketahui penyebaran bakteri
yang ada pada bahan. Jumlahmikroba pada suatu bahan dapat dihitung dengan
berbagai macam cara,tergantung pada bahan dan jenis mikrobanya. Ada 2 macam
cara perhitungan jumlah mikroba/bakteri, yaitu perhitungan secara langsung
dan tidak langsung.Perhitungan jumlah mikroba secara langsung yaitu jumlah
mikroba dihitungsecara keseluruhan, baik yang mati atau yang hidup sedangkan
perhitungan jumlah miroba secara tidak langsung yaitu jumlah mikroba
dihitung secarakeseluruhan baik yang mati atau yang hidup atau hanya untuk
menentukan jumlah mikroba yang hidup saja, ini tergantung cara-cara yang
digunakan. Untuk menentukan jumlah miroba yang hidup dapat dilakukan setelah
larutan bahanatau biakan mikroba diencerkan dengan faktor pengenceran tertentu
danditumbuhkan dalam media dengan cara-cara tertentu tergantung dari macam
dansifat-sifat mikroba.Banyak metode yang digunakan dalam menaksir secara
kuantitatif dari suatupopulasi bakteri. Namun, ada dua metode yang paling
sering digunakan yaitu metode hitung koloni di cawan petri.
1.1.5 Pembuatan
Bahan untuk Isolasi
Untuk menumbuhkan suatu biakan bakteri dalam
media steril sejumlah sel-sel (inokulum) dipindahkan (diinokulasi) kedalam
media dengan perlakuan khusus untuk mempertahankan kemurnian dari biakan. Pada
waktu inokulasi, jarum yang digunakan untuk memindahkan mikroba harus
dipijarkan diatas api segera sebelum dan
sesudah melakukan pemindahan. Pemanasan ini menghancurkan setiap bentuk
kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat pemindah (Sutedjo, 1997).
Pembiakan mikroba secara buatan memerlukan
media pertumbuhan untuk menjadi tempat tumbuh dan penyedia nutrien bagi
mikroba. Media pertumbuhan terdiri dari garam organik, sumber energi (karbon),
vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT).
Pembuatan media ini dapat pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa
organik dan senyawa kompleks lainnya (Soeryowinoto, 1985).
1.1.6
Isolasi Bakteri
Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses
pengambilan mikroorganisme dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam
suatu medium di laboratorium. Proses isolasi ini menjadi penting dalam
mempelajari identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan serologi.
Sedangkan pengujian sifat-sifat tersebut di alam terbuka sangat mustahil untuk
dilakukan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba
dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini
dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan
membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya
(Pelczar, 1986).
Prinsip kerja isolasi bakteri cukup sederhana
yakni dengan menginokulasikan sejumlah kecil bakteri pada suatu medium tertentu
yang dapat menyusung kehidupan bakteria. Sejumlah kecil bakteri ini didapat
dari bermacam-macam tempat tergantung dari tujuan inokulasi. Dalam kajian
mikrobiologi yang berhubungan dengan sumber bakteri adalah mikrobia tanah, air,
makanan dan udara (Talaro, 1999).
1.2 Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
metode yang dilakukan dalam sterilisasi?
2. Bagaimana kebutuhan dasar mikroorganisme dapat terpenuhi dalam prosedur
pembuatan media pertumbuhan?
3. Bagaimana peran macam-macam media pertumbuhan untuk memenuhi kebutuhan
dasar mikroorganisme?
4. Bagaimana
prosedur umum pembuatan media pertumbuhan
5. Bagaimana
tata cara pembuatan bahan ?
6. Bagaimana
metode standar plant count dalam menghitung bakteri ?
7. Bagaimana
prinsip isolasi pemisahan mikroorganisme ?
8. Apa
perbedaan pertumbuhan aerob dan anaerob pada teknik gores dan agar miring ?
1.3 Tujuan
1.
Mahasiswa
mengetahui cara sterilisasi alat-alat mikrobiologi
2.
Mahaasiswa
mengetahui kebutuhan dasar mikrobiologi yang harus dipenuhi dalam media
pertumbuhan
3.
Mahasiswa
mengetahui peran media pertumbuhan dengan Nutrient Agar
4.
Mempelajari
prosedur umum pembuatan bahan
5.
Melatih
mahasiswa mampu melakukan metode standar plate count yang digunakan pada
pengemasan makanan
6.
Agar
mahasiswa mampu mendeterminasi bakteri pada sampel makanan
7.
Mahasiswa
mengetahui, memahami dan mengisolasi dengan metode goresan dan teknik miring
pada Nutrient Agar.
1.4 Manfaat
Manfaat
dari praktikum ini adalah untuk :
1.
Dapat
mengetahui cara sterilisasi alat-alat mikrobiologi
2.
Dapat
mengetahui kebutuhan dasar mikroorganisme yang harus dipenuhi dalam media
pertumbuhan
3.
Dapat
mengetahui peran media pertumbuhan dengan Nutrient Agar
4.
Dapat
mempelajari prosedur umum pembuatan media pertumbuhan
5.
Dapat
mengetahui prosedur umum pembuatan bahan
6.
Dapat
melatih dan mampu melakukan metode standar plate count yang digunakan
7.
Dapat
mendeterminasi bakteri pada produk makanan
8.
Dapat
mengetahui dan memahami cara mengisolasi bakteri dengan metode goresan dan
teknik miring pada Nutrient Agar.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Sterilisasi Alat
Sterilisasi adalah proses
pemusnahan bakteri dengan cara membunuh mikroorganisme.Ada juga yang
menyebutkan Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau
benda dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi secara umum mengacu pada setiap
proses yang efektif untuk membunuh atau menghilangkan dari semua organisme
hidup (Suriawiria,2005).
Sterilisasi dilakukan
terhadap bahan dan alat sehingga terbebas dari kontaminasi mikroorganisme lain.
Sterilisasi perlu dilakukan karena kontaminasi mikroba lain akan memberikan
dampak yang tidak menguntungkan karena kontaminan meningkatkan persaingan di
dalam mengkonsumsi substrat sehingga akan mengurangi perolehan, kontaminan
dapat menghambat turbiditas sehingga dapat mengacaukan pengukuran terhadap
jumlah sel setiap saat, kontaminan dapat menghambat proses metabolisme sel
sehingga akan mengurangi perolehan ( HadieOetomo, 1993 ).
Ada beberapa cara yang
sering dilakukan dalam sterilisasi, antara lain sterilisasi secara fisik,
kimia, dan mekanik. Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi
dengan bahan kimia tidak akan berubah akibat temperatur tinggi atau tekanan tinggi.
Cara membunuh mikroorganisme tersebut adalah dengan panas. Panas kering
membunuh bakteri karena oksidasi komponen-komponen sel. Daya bunuh panas kering
tidak sebaik panas basah. Pemanasan basah dapat memakai otoklaf, tyndalisasi
dan pasteurisasi. Otoklaf adalah alat serupa tangki minyak yang dapat diisi
dengan uap air. Tyndalisasi merupakan metode dengan mendidihkan medium dengan
uap beberapa menit saja. Pasteurisasi adalah suatu cara disinfeksi dengan
pemanasan untuk mengurangi jumlah mikrooranisme tanpa merusak fisik suatu
bahan. Pemanasan kering dapat memakai oven dan pembakaran. Selain itu dapat
dilakukan penyinaran dengan sinar gelombang pendek ( Fuad, 2013 ).
Sterilisasi secara
mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan. Penyaringan dengan mengalirkan gas
atau cairan melalui suatu bahan penyaring yang memiliki pori-pori cukup kecil
untuk menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Saringan akan tercemar
sedangkan cairan atau gas yang melaluinya akan steril ( Indah, 2013 ).
Sterilisasi merupakan
Metode praktis yang dirancang untuk membersihkan dari mikroorganisme, atau
sengaja untuk menghambat pertumbuhannya, yang nyata dari kepentingan dasar di
banyak keadaan. Jenis dari mikroorganisme sangat berbeda dalam kelemahannya
terdapat berbagai macam agen antimikroba, dan lebih banyak lagi, afek yang
praktis dari agen ini pada adanya keadaan nyata yang sangat besar dipengaruhi
oleh keadaan sekitar. Banyak yang akan bertahan, contohnya, pada cuaca tertentu
organisme memiliki kulit, pada beberapa tubuh zat cair atau pada udara, Air,
makanan, kotoran, atau ruangan berdebu. Caranya harus dirubah, oleh karena itu,
dengan masalah nyata. Hal ini tidak mungkin, bagaimanapun pada garis besarnya
tentunya prinsip dasar digaris bawahi pada umumnya digunakan cara untuk
memusnahkan dan mengontrol kehidupan mikroba ( Waluyo,1994 ).
Sterilisasi yaitu proses
atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan.
Sterilisasi sangat diutamakan baik alat-alat yang dipakai
maupun media. Misalnya dalam penanaman material dalam media, dimana
cawan petri, ose maupun media yang digunakan tidak steril, maka
sangat tidak mungkin untuk membedakan apakah bakteri atau jamur berhasil
diisolasi tersebut berasal dari alat atau media yang digunakan. Suatu alat atau
bahan dikatakan steril bila alat atau bahan tersebut bebas dari mikroba, baik
dalam bentuk vegetatif maupun spora. Sedangkan tindakan untuk
membebaskan alat atau media dan jasad renik disebut dengan sterilisasi (
Kusnadi, 2003 ).
2.2 Pembuatan Medium
Medium adalah suatu bahan
yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan bakteri.
Selain untuk menumbuhkan bakteri, medium dapat digunakan pula untuk isolasi,
memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi, dan perhitungan mikroba. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi medium berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk
menyusun komponen sel. Dengan medium pertumbuhan dapat dilakukan isolat
mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya ( Iman, 2010 )
Medium adalah substansi
yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien) yang digunakan untuk
pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme juga merupakan
makhluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus mengandung semua
zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya, yaitu senyawa-senyawa organik yang
terdiri atas protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin. Medium digunakan
untuk melihat gerakan dari suatu mikrooranisme apakah bersifat motil atau
nonmotil, medium ini ditambahkan bahan pemadat 50% ( Ratna, 1990 ).
Istilah bakteri berasal
dari kata bakterion (bahasa yunani) yang berarti tongkat atau batang. Morfilogi
bakteri terbagi atas 3 macam yaitu, pertama bentuk basil atau basillus, basil
berbentuk seperti tongkat pendek agak silindris bentuk basil hampir meliputi
seluruh bakteri, bentuk coccus (bulat). Kedua bentuk coccus adalah bentuk
bakteri seperti bola-bola kecil, pada golongan ini tidak sebanyak pada golongan
berbentuk basil. Ketiga adalah bentuk spiril (spiral), bentuk spiril
adalah bentuk bakteri yang berbentuk seperti spiral atau panjang
berbengkok-bengkok ( Lud, 2007 ).
Mikroorganisme dapat
ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium
yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut
harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang
bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat
sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik
seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang
sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan
kompleks lainnya ( Volk, dan Wheeler,1993 ).
2.3 Pembuatan Bahan
Agar mikroba dapat tumbuh
dengan baik pada suatu media harus memenuhi syarat-syarat antara lain harus
mempunyai tekanan osmosi, tegangan permukaan dan pada pH yang sesuai kebutuhan
mikroba yang dibutuhkannya, harus mengandung semua zat hara yang mudah
dipergunakan oleh mikroba, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan agar
mikroba yang diinginkan dapat tumbuh dengan baik (Dwidjoseputro 1998)
Bahan yang diinokulasikan
pada medium disebut inokulum. Dengan menginokulasi medium agar nutrient dengan
metode cawan gores atau metode cawan tuang, sel-sel mikroba itu akan terpisah
sendiri-sendiri. Jika dua sel pada inokulum asal terlalu berdekatan letaknya
pada medium agar, maka koloni yang terbentuk dari masing-masing sel dapat
bercampur dengan sesamanya , atau paling tidak bersentuhan, jadi masa sel dapat
diamati dalam medium agar, bukanlah suatu biakan yang murni. ( Mulyani, 1991 ).
Media adalah suatu bahan
yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk
membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam media dapat dilakukan
isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan juimlah
mikroba. ( Ghoni, 2013 ).
Untuk membutuhkan dan
mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang disebut medium.
Sedangkan medium itu sendiri sebelum digunakaan harus dalam keadaan steril
artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan agar mikroba
dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik di dalam medium, maka diperlukan
syarat tertentu yang diantaranya bahwa didalam medium harus terkandung semua
unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba kemudian
susunan makanannya, tekanan osmosis, derajar, keasaman (pH), temperature,
sterilisasi (Sutedjo,1996).
2.4 Menghitung Bakteri
Perhitungan jumlah suatu
bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji kualitatif koliform yang
secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa
dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya,
tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif
koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri
(metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa
setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang merupakan
suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel)
seperti yang dilakukan pada percobaan ini (Talaro K.P.1999).
Pada tiap perhitungan
bakteri ketepatan berkurang dengan meningkatnya konsentrasi sel-sel. Begitu
halnya bila jumlah yang dihitung terlalu kecil. Bahan yang mengandung sejumlah
bakteri (kira-kira lebih dari 104/ml) biasanya diencerkan dari 1:105 atau
lebih tergantung pada bahan pemeriksaan atau metode hitung, sehingga hasil
hitungan yang diperoleh dapat diandalkan dan memudahkan perhitungan.
Perhitungan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu perhitungan secara langsung
dan perhitungan secara tidak langsung ( Gobel, 2008 ).
Mikroorganisme adalah
makhluk yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat dibawah mikroskop. Salah satu
jenis mikroorganisme adalah bakteri. Bakteri merupakan organisme uniselular
yang tumbuh dengan cara pembelahan biner yaitu satu sel membelah secara
simetris. Untuk mempermudah penghitungan koloni diperlukan pengetahuan mengenai
morfologi bakteri tersebut sehingga media pertumbuhan yang akan digunakan
sesuai dengan sifat bakteri tersebut. Kehadiran mikrobia pada makanan dapat
bersifat menguntungkan atau merugikan. Ada hasil metabolisme spesies mikrobia
tertentu pada makanan dibutuhkan dan digemari oleh manusia. Analisis
kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan penting dilakukan untuk mengetahui
mutu bahan pangan, dan proses yang akan diterapkan pada bahan pangan tersebut.
Ada beberapa cara untuk mengukur atau menghitung mikrobia yaitu dengan
perhitungan jumlah sel, perhitungan massa sel secara langsung, dan pendugaan
massa sel secara tak langsung. Perhitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan 3
metode yaitu dengan hitungan mikroskopik, MPN (Most Probable Number), dan
hitungan cawan. Dari ketiga metode tersebut metode hitungan cawan paling banyak
dan mudah digunakan. Oleh karena itulah, pada acara praktikum mikrobiologi
dasar untuk perhitungan koloni kali ini menggunakan metode hitungan cawan (
Fardiaz, 1989 ).
Perhitungan bakteri
adalah suatu cara yang digunakan untuk menghitung jumlah koloni bakteri yang
tumbuh pada suatu media pembiakan. Secara mendasar ada dua cara penghitungan
bakteri, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara
perhitungan secara langsung, antara lain adalah dengan membuat preparat dari
suatu bahan (preparat sedrhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan
ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan secara tidak langsung
hanya mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja
(viable count). Dalam pelaksanaannya ada beberapa cara yaitu perhitungan pada
cawan petri (total plate count / TPC, perhitungan melalui pegenceran,
perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode), calorimeter /cara
kekeruhan atau turbidimetri ( Filzahazny, 2013 ).
2.5 Pembuatan Bahan untuk Isolasi
Populasi bakteri tumbuh sangat cepat ketika mereka ditambahkan dan
disesuaikan dengan gizi dan kondisi lingkungan yang memungkinkan mereka untuk
berkembang. Melalui pertumbuhan ini, berbagai jenis bakteri kadang memberi
penampilan yang khas. Beberapa koloni mungkin akan berwarna, ada yang berbentuk
lingkaran, sementara ada yang bentuknya tidak teratur. Karakteristik koloni
(bentuk, ukuran, margin, elevasi, warna, permukaan, konsistensi) yang
diistilahkan sebagai “morfologi koloni”. Morfologi koloni adalah cara para
ilmuwan dapat mengidentifikasi bakteri secara makroskopis, berikut adalah
beberapa macam pertumbuhan koloni berdasarkan morfologinya ( Devacurii, 2012 ).
Media agar merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan campuran
mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah. Teknik
yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkannya
tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan setiap selnya
berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok massa sel yang dapat dilihat
dengan mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum,
dengan menginokulasi medium agar nutrient denganmetode cawan gores atau media
cawan tuang, sel-sel mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah
inkubasi, sel-sel mikroba individu memperbanyak diri secara cepat sehingga
dalam waktu 18-24 jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan
koloni. Koloni dapat terlihat oleh mata telanjang. Setiap koloni merupakan
biakan murni satu macam mikroorganisme ( Pelczar, 1986 ).
Kultur bakteri untuk keperluan yang bermanfaat, pada umunya dilakukan
dengan biakan murni, biakan murni hanya mengandung satu jenis, untuk
mengisolasi biakan murni, umumnya digunakan 2 prosedur yaitu cawan dengan
goresan dan metode agar tuang ( Bambang, 2009 )
Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk
menumbuhkan mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme
dari lingkungan ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak
bercampur lagi dengan bakteri lainnya dan disebut biakan murni. Prinsip dari
isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya
yang berasal dari camouran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan
dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni
sel yang tetap pada tempatnya ( Bukle,
1987 ).
2.6 Isolasi Bakteri
Isolasi suatu mikroba
ialah memindahkan mikrobia tersebut dari lingkungannya di alam dan
menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Faktor-faktor yang
perlu diperhatikan dalam melakukan isolasi mikrobia adalah sifat jenis mikrobia
yang akan diisolasi tempat hidup atau mikrobia tersebut, medium untuk
pertumbuhan yang sesuai, cara inkubasi mikrobia, cara menanam mikrobia, cara
menguji bahwa mikrobia yang diisolasikan telah berupa biakan murni dan sesuai
dengan yang dimaksud. Banyak cara yang dilakukan untuk isolasi mikrobia.
Cara-cara isolasi yaitu dapat dengan cara goresan (streak plate
method) dan cara taburan ( Schlegel, 1994 )
Identifikasi mikrobia
adalah salah satu tugas yang lazim dilakukan di laboratorium. Di laboratorium
diagnosti penyakit. Isolasi dan pencirian mikrobia yang berasal dari penderita
penyakit harus dilaksanakan dengan cepat dan tepat sehingga pengobatan dapat
diberikan sedini mungkin. Pencirian mikroorganisme yang diisolasi dari makanan
atau minuman yang terlibat dalam pencemaran makanan harus dilakukan secepat
mungkin agar wabah keracunan akibat makanan atau minuman yang tercemar dapat
dihentikan ( Waluyo 2005 )
Beberapa cara atau metode
yang dikenal untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua
diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode
cawan tuang. Metode tersebut didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk
memperoleh spesies individu, dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah
dari satu jenis sel yang dapat diamati ( Rizki, 2013 ).
Ada beberapa metode yang
biasanya dilakukan untuk menanam biakan di dalam medium diantaranya adalah
(Lay, 1992) :
1. Metode cawan gores
Metode ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat
bahan dan waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan
yang lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang
dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme
yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan adalah tidak
memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik- baiknya untuk digores sehingga
pengenceran mikroorganisme menjafi kurang lanjut dan cenderung untuk
menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel- sel
yang digores.
2. Metode cawan tuang
Cara lain untuk mempeeroleh biakan koloni murni dari
populasi campuran mikroorganisme ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam
medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian di cawankan.
Karena konsentrasi sel- sel mikroba di dalam eksperimen pada umumnya tidak
diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga
sekurang- kurangnyya satu di antara cawan – cawan tersebut mengandung koloni-
koloni terpisah baik di atas permukaan maupun di dalam agar. Metode ini
memboroskan waktu dan bahan namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu
tinggi.
BAB
III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Sterilisasi Alat
Alat yang disterilkan
- Erlenmeyer
250 ml dan 500 ml
- Petri Dish
- Labu
ukur
- Oven
- Pipet
tetes
- Tabung
reaksi
- Sudip
3.1.2 Pembuatan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan
- Erlenmeyer
- Nutrien
Agar
- Aquades
- Autoclave
- Timbangan
- Kapas
- Kertas
- Karet
gelang
3.1.3 Pembuatan Medium
Alat dan Bahan yang digunakan
- Sarden
- Aquades
- Tabung
reaksi 5 buah
- Petri
dish 5 pasang (kecil dan besar)
- Pipet
tetes
- Labu
ukur
- Nutrien
Agar yang sudah dibekukan
- Kapas
- Karet
gelang
- Kertas
3.1.4
Menghitung
Bakteri
Alat dan Bahan yang digunakan
- Sudip
- Sediakan
petridish yang diberi label 10-2, 10-3, 10-4,
10-5 dan 10-6, dari praktikum sebelumnya
- Kertas
catatan
- Pena
alat tulis
3.1.5
Pembuatan
Bahan untuk Isolasi
Alat dan bahan
-
Petri dish
-
Erlenmeyer
-
N.A (Nutrient Agar)
-
Aquades
-
Kapas
-
Kertas
-
Karet gelang
-
autoclave
3.1.6
Isolasi
Bakteri
-
Petri dish
-
Erlenmeyer 1 pasang (besar dan kecil)
-
N.A (Nutrient Agar) yang sudah membeku
-
Aquades
-
Kapas
-
Kertas
-
Karet gelang
-
Autoclave
-
Rak tabung reaksi
-
Sudip
-
Lampu spritus
-
Alkohol 70 %
-
Kertas label
-
Petridish
3.2
Prosedur
Kerja
3.2.1
Sterilisasi
Alat
3.2.2
Pembuatan
Medium
Cara
Kerja
1. Timbang Nutrien Agar sebanyak 2,5 gr
2. Sediakan
aquades 100 ml dan tuangkan ke dalam erlenmeyer
3. Masukkan
Nutrien Agar kedalam erlenmeyer yang berisi aquades lalu homogenkan
4. Tutup
dengan kapas, kemudian tutup dengan kertas dan ikat dengan karet gelang dengan
erat.
5. Masukan
kedalam autoclave, kemudian tutup autoclave dengan rapat, hubungkan dengan listrik,
kemudian tunggu suhu hingga sampai 121 lb.
6. Setelah
suhu mencapai 121 lb, tunggu 15 menit (proses pembunuhan bakteri) lalu cabut
colokan, autoclave jangan langsung dibuka tunggu sampai suhunya turun hingga 35
°C.
7. Setelah
suhunya turun sampai 35 °C angkat dari
autoclave kemudian simpan di suhu ruang biarkan sampai 2 x 24 jam atau hingga
Nutrien agarnya membeku.
3.2.3
Pembuatan
Bahan
Cara kerja
1. Medium
N.A (Nutrient agar) direbus dipanci terbuka, sampai medium jadi encer kembali
(larutan), dinginkan sampai 35 ºC (hangat hangat kuku)
2. Siapkan
lampu spritus dan nyalakan
3. Siapkan
5 tabung reaksi, 5 pasang petri dish, rak tabung reaksi, pipet tetes, kertas
tempel, gelas ukur 10 ml atau 5 ml, corong kecil, karet gelang, kapas, kertas
bahan tulis
4. Alat
dan bahan diletakan disekitas lampu spritus
5. Jika
ada alat yang mau di sterilkan celupkan ke alkohol 70 %, lalu dilintaskan di
atas lampu spritus
6. Siapkan
20 gr bahan sarden ditambah dengan 180 ml aquades, dihomogenkan (sebagai 10-1)
7. Isi
masing-masing 5 tabung reaksi dengan 9 ml aquades
8. Kasih
tanda ke lima tabungreaksi dan petrisdish tersebut (10-2, 10-3,
10-4, 10-5 dan 10-6)
9. Untuk
petridish 10-2, 10-3, 10-4, 10-5 dan
10-6 isi Nutrient Agar (NA) 10 ml ke masing-masimg petridish.
10. Ambil
1 ml dari 10-1 dan masukan ke tabung 10-2, kemudian ambil
dari tabung reaksi 10-2 1 ml dan masukan kedakam tabung reaksi 10-3,
dari tabung reaksi 10-3 masukan 1 ml kedalam tabung reaksi 10-4,
dari tabung reaksi 10-4 masukan 1 ml kedalam tabung reaksi 10-5,
dan dari tabung reaksi 10-5 masukan 1 ml kedalam tabung reaksi 10-6,
kesemua tabung tersebut homogenkan.
11. Tabung
reaksi 10-2 tuangkan kedalam petridish 10-2, Tabung
reaksi 10-3 tuangkan kedalam petridish 10-3, Tabung
reaksi 10-4 tuangkan kedalam petridish 10-4, Tabung
reaksi 10-5 tuangkan kedalam petridish 10-5
dan Tabung reaksi 10-6 tuangkan kedalam petridish 10-6.
12. Tutup/
lapisi dengan kertas, homogenkan, kemudian balik, inkubasi 2 x 24 jam (2 hari)
13. Setelah
2 x 24 jam, lakukan penghitungan bakteri/koloni.
3.2.4
Menghitung
Bakteri
Cara Kerja
1. Petridish
yang diberi label 10-2, 10-3, 10-4, 10-5 dan
10-6, kertas pembungkusnya dibuka (dari praktikum sebelumnya).
2. Setelah
dibuka penutup Petridish tersebut, kemudian amati bakteri/koloni yang terdapat
di petridish tersebut kemudian hitung bakteri/koloni tersebut dengan cara beri
tanda titik-titik pada kertas yang sudah disediakan untuk memudahkan
penghitungan bakteri/koloninya.
3. Petridish
yang dihitung koloninya adalah antara 25-250 koloni, kecil dan besar dari itu
tidak usah dihitung, dengan rumus :
Jumlah bakteri/gram sample = jumlah
koloni x factor pengenceran
Misalnya yang terdapat pada petridish
200 koloni dari pengenceran 10-3
=
= 10.000 per gram sampel
Maka jumlah koloni 10-3 koloni
dalam 20 gram = 1,0 x 10-4 bakteri/gram
Jumlah bakteri yang didapat adalah
angka rata-rata dari petridish yang diamati.
3.2.5
Pembuatan
Bahan untuk Isolasi
Cara kerja
Pembuatan medium Agar
1.
Timbang N.A (Nutrient Agar) sebanyak 5 gr
2. Masukan
aquades 200 ml kedalam erlenmeyer
3. Masukkan
Nutrien Agar kedalam erlenmeyer yang berisi aquades lalu homogenkan
4. Tutup
dengan kapas, kemudian tutup dengan kertas dan ikat dengan karet gelang dengan
erat.
5. Masukan
kedalam autoclave, kemudian tutup autoclave dengan rapat, colokan dengan listrik,
kemudian tunggu suhu hingga sampai 121 lb.
6. Setelah
suhu mencapai 121 lb, tunggu 15 menit (proses pembunuhan bakteri) lalu cabut
colokan, autoclave jangan langsung dibuka tunggu sampai suhunya turun hingga 35
°C.
7. Setelah
suhunya turun sampai 35 °C angkat dari
autoclave kemudian simpan di suhu ruang biarkan sampai 2 x 24 jam atau hingga
Nutrien agarnya membeku.
3.2.6
Isolasi
Bakteri
Sebelum di isolasi bakteri perlu dimurnikan:
1.
Ambil 1 koloni bakteri yang baik, murnikan
dengan metoda goresan pada N.A pada petridish kemudian inkubasi pada temperatur
35 ºC selama 2x 24 jam
2.
Ambil 1 koloni tunggal yang murni,
isolasikan pada agar miring inkubasi selama 2 x 24 jam pada temperatur 35 ºC
Cara
kerja: Metoda goresan pada N.A ( pada petridish)
1. Medium
N.A (Nutrient agar) direbus dipanci terbuka, sampai medium jadi encer kembali
(larutan), dinginkan sampai 35 ºC (hangat-hangat kuku).
2. Siapkan
lampu spritus dan nyalakan.
3. Siapkan
1 buah tabung reaksi, 1 pasang petri dish, rak tabung reaksi, pipet tetes,
kertas tempel, gelas ukur 10 ml atau 5 ml, corong kecil, karet gelang, kapas,
kertas bahan tulis
4. Alat
dan bahan diletakan disekitas lampu spritus
5. Jika
ada alat yang mau di sterilkan celupkan ke alkohol 70 %, lalu dilintaskan di
atas lampu spritus
6. N.A
(Nutrient Agar) yang sudah encer tersebut masukan 10 ml kedalam petridish
kemudian tutup, tunggu sampai membeku (± 15 menit).
7. Setelah
membeku ambil 1 koloni bakteri yang baik dari petridish dari praktikum
sebelumnya (petridish yang sudah dihitung koloni nya), angkat bakteri tersebut
menggunakan sudip kemudian goreskan secara zig-zag di atas permukaan petridish.
8. Beri
tanda awal dan akhir terhadap goresan tersebut.
9. Setelah
digoreskan tutup kembali, lalu tutup dengan kertas dan ikat dengan karet
gelang, inkubasi 2 x 24 jam.
Cara
kerja: Agar miring (pada tabung reaksi)
1.
N.A (Nutrient Agar) yang sudah encer
tersebut masukan 8 ml kedalam tabung reaksi kemudian tutup menggunakan kapas,
2.
Tabung reaksi tersebut masukan kedalam
rak, kemudian masukan kedalam autoclave, tutup autoclave, hubungkan dengan
listrik.
3. Tunggu
suhunya sampai 121 lb, Setelah suhu mencapai 121 lb, tunggu 15 menit (proses
pembunuhan bakteri) lalu cabut colokan, autoclave jangan langsung dibuka tunggu
sampai suhunya turun hingga 35 °C.
4.
Setelah suhunya turun sampai 35 °C angkat dari autoclave kemudian
miringkan jangan sampai nutrient agar mengenai kapas penutup, kemudian simpan
di suhu ruang inkubasi setelah 2 x 24
jam.
5.
Setelah 2 x 24 jam, lakukan teknik Agar
miring dengan mengambil goresan terakhir pada teknik goresan N.A (pada
petridish) kemudian angkat menggunakan sudip dan goreskan secara zig-zag diatas
permukaan tabung reaksi, inkubasi 2 x 24 jam.
6. Setelah
2 x 24 jam amati apa yang terjadi, apakah bakteri Aerob atau Anaerob.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1 Sterilisasii Alat
Sterilisasi
adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi bebas mikroba atau suatu cara untuk
membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme. Dalam bidang
mikrobiologi baik dalam pengerjaan penelitian atau praktikum, keadaan steril
merupakan syarat utama berhasil atau tidaknya pekerjaan kita di laboratorium.
Sterilisasi yang di lakukan pada percobaan ini adalah dengan menggunakan oven.
Setelah alat yang akan digunakan steril maka percobaan akan bisa dilakukan.
Pensterilan alat di lakukan agar tidak ada bakteri lain yang dapat
mengakibatkan kegagalan dalam percobaan ini.
Dalam proses
praktikum sebelum kita menuju kepersiapan media, maka yang harus kita lakukan
lebih dahulu adalah sterilisasi. Sterilisasi ini berlaku dimana saja terutama
yang berkaitan dengan kesehatan dan mikroorganisme.
Sterilisasi
yang kita lakukan dalam pengamatan ini ditujukan agar alat-alat tersebut steril
dari mikroorganisme lain yang akan menjadi kontaminan bagi mikroba yang akan
kita tumbuhkan. Sterilisasi yang kita lakukan adalah sterilisasi panas dengan
menggunakan oven pada suhu 110oC. Sterilisasi ini selain bertujuan
untuk menjaga mutu kebersihan dan pengamatan dilaboratorium juga bertujuan
untuk menjaga agar mikroba yang akan kita amati adalah benar-benar mikroba yang
kita inginkan.
4.2 Pembuatan Medium
Untuk percobaan dalam
pembuatan medium yaitu mencampurkan nutrien agar sebanyank 2,5 gram kedalam
erlenmeyer 250 ml yang dicampur dengan aquades sebanyak 100ml. Pembuatan medium
dilakukan dengan melarutkan semua bahan dalam akuades, diurutkan sesuai
prosedur, dan dipanaskan sampai semua bahan larut. selama pencampuran medium
dilakukan pengadukan agar tercampur homogen.
Sterilisasi medium yang
dilakukan yaitu dengan menggunakan autoclave. Prinsip kerja autoclave adalah
uap panas bertekanan (suhu 121o C selama 15).
4.3 Pembuatan Bahan
Pratikum pembuatan bahan
ini dilakukan untuk menumbuhkan organisme, Pertumbuhan mikoorganisme tergantung
dari tersedianya air. Bahan-bahan yang terlarut dalam air, yang digunakan oleh
mikroorganisme untuk membentuk bahan sel dan memperoleh energi, adalaah bahan
makanan. Bahan makanan yang digunakan pada pratikum ini adalah sarden. Alat
yang digunakan antara lain 5 tabung reaksi + rak, 1 erlemeyer, 5 pasang kaca
petridish, aquades, pipet tetes,kertas sebagai penutup dan karet gelang sebagai
pengikat serta kertas label untuk menandai setiap bahan.
Pertama
hal yang dilakukan dalam pembuatan bahan ini adalah agar yang sudah membeku
tadi di rebus didandang dalam kondisi terbuka hingga encer, setelah encer
didinginkan hingga 35oC atau hangat kuku kemudian menyiapkan lampu
spritus yang sudah dinyalakan. Jika ada alat yang ingin disterilkan celupkan
alat-alat tersebut kedalam alkohol ,kemudian lintaskan alat-alat tersebut di
atas spiritus yang sudah dinyalakan. Selanjutnya Bahan sarden tadi dihancurkan
hingga homogen lalu ditimbang sebanyak 20 gram lalu ditambahkan aquades
sebanyak 180 ml lalu di homogenkan.
Setelah homogen kaca
erlemeyer tadi sebagai 10-1 ,lalu ke 5 tabung reaksi tadi diisi
dengan 9 ml aquades . secara berurutan tabung reaksi tersebut diberi label 10-2
, 10-3 , 10-4 ,10-5 dan 10-6 .
Sampel yang sudah homogen didalam erlemeyer tadi diambil 1 ml dan di masukkan
kedalam tabung reaksi 10-2 lalu dari tabung reaksi 10-2 diambil
sampel 1ml dan dimasukkan kedalam tabung reaksi 10-3 dari tabung reaksi 10-3
diambil sampel 1ml dan dimasukkan kedalam tabung reaksi 10-4 dari
tabung reaksi 10-4 diambil sampel 1ml dan dimasukkan kedalam tabung
reaksi 10-5 dari tabung reaksi 10-5 diambil sampel 1ml
dan dimasukkan kedalam tabung reaksi 10-6 . Setelah itu siapkan 5 kaca petridish
tadi dan di beri label setiap masing-masing kaca petridish secara berurutan 10-2
, 10-3 , 10-4 ,10-5 dan 10-6 .
Nutrient agar yang sudah encer tadi dimasukkan masing-masing kedalam kaca
petridish sebanyak 10ml lalu larutan pada tabung reaksi 10-2 dituangkan
pada kaca petridish yang berlabel 10-2 , larutan pada tabung reaksi
10-3 dituangkan pada kaca petridish yang berlabel 10-3 ,
larutan pada tabung reaksi 10-4 dituangkan pada kaca petridish
yang berlabel 10-4 , larutan
pada tabung reaksi 10-5 dituangkan pada kaca petridish yang berlabel
10-5 dan larutan pada tabung reaksi 10-6 dituangkan pada
kaca petridish yang berlabel 10-6 . setelah itu tutup semua kaca
petridish lalu bungkus dengan kertas dan diikan dengan karet gelang lalu di
balik dan disimpan selama 2x24 jam.
Bahan dianggap berhasil
apabila pada hari ke 2 penyimpanan terdapat banyak bakteri atau 20-250 koloni
pada bahan tersebut.
4.4 Menghitung Bakteri
Untuk menentukan jumlah
miroba yang hidup dapat dilakukan setelah larutan bahan atau biakan mikroba
diencerkan dengan faktor pengenceran tertentu dan ditumbuhkan dalam media
dengan cara-cara tertentu tergantung dari macam dan sifat-sifat mikroba.Banyak
metode yang digunakan dalam menaksir secara kuantitatif dari suatu populasi
bakteri. Pada pratikum ini yang digunakan yaitu metode hitung koloni di cawan
petri. Pengenceran dilakukan agar setelah inkubasi, koloni yang terbentuk pada
cawan tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung. Dimana jumlah terbaik adalah
antara 25 sampai 250 sel mikrobia.
Prinsip pengenceran
adalah menurunkan jumlah sehingga semakin banyak jumlah pengenceran yang
dilakukan, makin sedikit jumlah mikrobia, Inkubasi dilakukan selama 2 x 24 jam
karena jumlah mikrobia maksimal yang dapat dihitung, optimal setelah masa
tersebut yaitu akhir inkubasi. Selama masa inkubasi, sel yang masih hidup akan
membentuk koloni yang dapat dilihat langsung oleh mata.
Telah diketahui bersama,
pertumbuhan mikroba adalah peningkatan jumlah sel dan bukan peningkatan ukuran
sel. Pertumbuhan mikroba untuk kondisi normal dapat diukur dengan rumus Jumlah
bakteri/gram sample = jumlah koloni x factor pengenceran. Apabila kurang dari
25 koloni atau lebih dari 250 koloni maka tidak perlu adanya perhitungan.
4.5 Pembuatan Bahan untuk Isolasi
Media yang digunakan
untuk keperluan mikrobiologi harus dalam keadaan steril, artinya di dalam bahan
tersebut tidak didapatkan pertumbuhan mikroba yang tidak diharapkan baik di
dalam bentuk spora atau bentuk lainnya. Keadaan ini mempunyai maksud dan tujuan
agar jika bahan tersebut dipergunakan, maka hanya mikroba yang dimaksud yang
akan tumbuh berkembang. Tujuan kedua ialah untuk meminimalkan kemungkinan besar
pertumbuhan mikroba yang lain, yang akan menghambat atau mematikan mikroba yang
kita tumbuhkan. Susunan media pada mikroba harus memiliki kandungan air,
nitrogen, sumber energi atau unsur C, dan faktor pertumbuhan, agar bakteri
dapat tumbuh dengan baik.
Mikroba seperti makhluk
hidup lainnya memerlukan nutrisi pertumbuhan. Pengetahuan akan nutrisi
pertumbuhan ini akan membantu di dalam mengkultivasi, mengisolasi, dan
mengidentifikasi mikroba. Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda
didalam persyaratan pertumbuhannya. Ada mikroba yang bisa hidup hanya pada
media yang mengandung sulfur dan ada pula yang tidak mampu hidup dan
seterusnya. Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang
menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang pertumbuhan mikroba.
Ada berbagai macam jenis
media pertumbuhan mikroba. Berdasarkan sumbernya, media di bagi atas dua yaitu
media sintetik dan media alami. Dalam percobaan ini, medium yang digunakan
untuk pertumbuhan mikroba adalah media agar dengan komposisi 2,5 gr NA dan
dalam 100 ml aquades. Media agar adalah media yang umum digunakan untuk
menumbuhkan bakteri, dikarenakan sifatnya yang dapat menumbuhkan banyak
bakteri. Alat yang diperlukan dalam pembuatan medium ini adalah menggunakan 2 erlemeyer
dan disetiap masing-masing erlemeyer tersebut diisi 200 ml aquades yang di
tambahkan 5 gram nutrient agar.setelah itu disimpan selama 2x24 jam. Medium
dianggap berhasil apabila selama penyimpanan tersebut sudah tidak berbentuk
cair lagi.
4.6 Isolasi Bakteri
Isolasi mikroba adalah
proses yang dilakukan bertujuan untuk memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lainnya yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam satu medium
buatan, sehingga diperoleh kultur murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel
mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Manfaat dilakukannya
isolasi adalah untuk mengidentifikasi mikroba,adapun prinsip dari isolasi
mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dari mikroba lainnya yang berasal
dari bermacam-macam spesies mikroba.
Percobaan ini dilakukan
dengan menggunakan nutrient agar sebagai medium nya, alat dan bahan yang
digunakan untuk percobaan isolasi bakteri yaitu 1 tabung reaksi, 1 pasang
petridish, lampu spiritus, alkohol, N.A yang sudah dibekukan, kapas , erlemeyer
1 pasang , kertas, karet gelang, Autoclave, Rak tabung reaksi, Sudip, Alkohol
70 % dan Kertas label. Cara kerja untuk teknik goresan yakni pertama-tama N.A
yang sudah beku direbus dipanci terbuka sampai medium jadi encer kembali dan
didinginkan sampai suhu 35oC , N.A (Nutrient Agar) yang sudah encer
tersebut masukan 10 ml kedalam petridish kemudian tutup bagian atas tabung
reaksi dengan kapas lalu dibalut dengan kertas dan diikat dengan karet gelang,
tunggu sampai membeku (± 15 menit). Setelah membeku ambil 1 koloni bakteri yang
baik dari petridish dari praktikum sebelumnya (petridish yang sudah dihitung
koloni nya) lalu angkat bakteri tersebut menggunakan sudip kemudian goreskan
secara zig-zag di atas permukaan petridish.
Pada percobaan isolasi
bakteri dengan teknik agar miring cara yang dilakukan yaitu pertama N.A
(Nutrient Agar) yang sudah encer tersebut dimasukkan 8 ml kedalam tabung reaksi
kemudian tutup menggunakan kapas, lalu tabung reaksi tersebut dimasukkan
kedalam rak tabung reaksi, kemudian rak tersebut dimasukkan kedalam autoclave,
tutup autoclave dan hubungkan dengan listrik. Tunggu suhunya sampai 121 lb,
Setelah suhu mencapai 121 lb, tunggu 15 menit (proses pembunuhan bakteri) lalu
cabut colokan, autoclave jangan langsung dibuka tunggu sampai suhunya turun
hingga 35 °C. Setelah suhunya turun sampai
35 °C angkat dari autoclave kemudian miringkan jangan sampai nutrient
agar mengenai kapas penutup, kemudian simpan di suhu ruang inkubasi setelah 2 x 24 jam. Setelah 2 x 24 jam, lakukan
teknik Agar miring dengan mengambil goresan terakhir pada teknik goresan N.A
(pada petridish) kemudian angkat menggunakan sudip dan goreskan secara zig-zag
diatas permukaan tabung reaksi, inkubasi 2 x 24 jam.
Setelah
2 x 24 jam,tahap selanjutnya yaitu melakukan
pengamatan terhadap bakteri tersebut ternyata dari hasil pengamatan dapat
diketahui pada teknik goresan dan agar miring bakteri yang tumbuh bersifat
aerob ini dilihat dari letak bakteri tersebut, apabila bakteri berada diatas
berarti bersifat aerob sebaliknya apabila bakteri berada di bawah maka bersifat
anaerob.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
· Manfaat
sterilisasi yaitu agar bahan atau peralatan yang digunakan tersebut tidak
didapatkan kehadiran mikroorganisme lain yang tidak diinginkan yang akan
mengganggu atau merusak media.
· Beberapa
cara yang sering dilakukan dalam sterilisasi, antara lain sterilisasi secara
fisik, kimia, dan mekanik.
· Kebutuhan
dasar mikroorganisme dalam media pertumbuhan yaitu kebutuhan akan nutrisi
,vitamin dan lingkungan pertumbuhan yang menguntungkan,masing-masing
mikroorganisme berbeda-beda oleh sebab itulah memerlukan media yang berbeda
pula sebagai tempat biak atau tempat tumbuhnya.
· Media dapat
digolongkan berdasarkan bentuk, susunan kimianya, dan fungsinya. Berdasarkan
bentuknya terdiri dari media padat, media semi padat, dan media cair.
· Media
juga berperan sebagai wadah atau tempat zat hara yang digunakan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam
metabolisme dan pergerakan.
· Pembuatan
bahan merupakan tahap dimana mikroba akan bertumbuh. Dan bahan yang digunakan
adalah 1 koloni terbaik dari antara koloni lainnya yang dilakukan tahap
pemurnian.
· Metode
standar atau viable plant count merupakan perhitungan cara tidak langsung hanya
untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup. Dalam
pelaksanaannya ada beberapa cara yaitu perhitungan cawan petri total plant
count.
· Beberapa
cara atau metode yang dikenal untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan
campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan
gores dan metode cawan tuang.
· Adapun
prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dari mikroba
lainnya yang berasal dari bermacam-macam spesies mikroba.
· Pertumbuhan
mikroorganisme dapat dibedakan dengan melihat letak bakteri, apabila bakteri
diatas berarti bakteri bersifat aerob sedang apabila dibawah berarti bakteri
bersifat anaerob.
5.2 Saran
Pembuatan
media pertumbuhan dibutuhkan waktu yang lama dan harus dilakukan dengan sangat
teliti. Diharapkan agar praktikan melakukan dengan baik dan benar. Dan untuk
laboratorium sebaiknya dilengkapi dengan peralatan yang memadai. Untuk
praktikan lain, sebaiknya tidak usil dengan pengamatan shift lain.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang, 2009. Inokulasi Mikroba
Mkrobiologi. Gramedia : Jakarta.
Bukle,
1987. Mikrobiologi Farmasi Dasar. Universitas
Hasanuddin : Makassar
Devacurii,
2012. Analisis Mikroba. Jakarta:
Universitas Indonesia..
Dwidjoseputro.1998 .dasar-dasar microbiologi. Djambatan: Malang
Fardiaz,
Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1.
Gramedia: Jakarta.
Filzahazny.2013.Perhitungan Mikroba. Jakarta : PT.
Gramedia
Fuad,
fathir.2011. Media Pertumbuhan Mikroba.
Malang: JICA.
Ghoni,
Achmad.2013.Isolasi dan Inokulasi Bakteri.
Makassar:Unhas
Gobel,
Risco, B., dkk., 2008. Mikrobiologi Umum
Dalam Prakte. Universitas
Hasanuddin: Makassar.
Hasanuddin: Makassar.
Hadioetomo,
R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam
Praktek. Jakarta: Gramedia.
Iman,
M. S. 2010. Sterilisasi Dan Pembuatan
Media Mikroba.Program Studi
Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat.
Banjarbaru
Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat.
Banjarbaru
Indah.2013.Isolasi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Kusnadi,
Peristiwati. 2003. Mikrobiologi. Universitas
Pendidikan Indonesia:
Bandung.
Bandung.
Lay.
1992. Fundamentals Of Microbiology.
Saunders Company. London
Lim.
1998. Seminar Pembekalan Etika dan Keselamatan Kerja di Laboratorium,
Bagian Kimia Kedokteran Fakultas Kedokteran Unlam. Banjarbaru.
Bagian Kimia Kedokteran Fakultas Kedokteran Unlam. Banjarbaru.
Lud,
2007.Pertumbuhan Mikroba. Jakarta:
Djambatan.
Mulyani,
1991. Mikrobiologi Industri.
Yogyakarta: Andi Offset.
Oetomo
Hadi, 1990. Mikrobiologi Dasar.
Jakarta:PT Gramedia.
Pelczar. 1986 .Dasar-DasarMikrobiologi. Jakarta : UI Press
Pelczar.
1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid II. Jakarta : Universitas Indonesia
Press.
Press.
Presscott,
Harley. 2002. Laboratory Exercises in
Microbiology Fifth Edition. The
McGraw-Hill Companies.
McGraw-Hill Companies.
Pujiati.
2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi
Dasar. Madiun: Ikip PGRI
Madiun Press.
Madiun Press.
Ratna,
1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek.
PT Gramedia, Jakarta.
Rizki.2013.Mikroba. Makassar : UMM Press
Schlegel,
H. G. 1994. Mikrobiologi Umum.
Jogjakarta : Gadjah Mada University
Press.
Press.
Soeryowinoto,
M. 1985. Budidaya Kepalasari dan
Aspek-aspek yang
Menyangkutnya. Pusat Antar-Universitas (PAU), Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.
Menyangkutnya. Pusat Antar-Universitas (PAU), Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.
Suriawiria.
2005. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek.
Jakarta: PT Gramedia.
Sutedjo,
M. 1996. Mikrobiologi tanah. Renika
cipta: Jakarta.
Talaro K.P.1999. Foundation Mikrobiologi third edition.MC Graw Hill
Volk
& Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Waluyo.
1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Djambatan. Jakarta.
Waluyo,
L. 2005. Mikrobiologi Umum. UMM
Press, Malang.