Minggu, 22 Mei 2016

laporan praktikum biokimia identifikasi karbohidrat




BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau poli hidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugs fungsi karbonil (sebagai aldehida/keton) dan banyak gugus hidriksil.
Karbohidrat dapat digolongkan berdasarkan jumlah monomer penyusunnya, ada 3 jenis karbohidrat berdasarkan penggolongan ini,yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida.
Dalam tubuh manusia sebagian besar karbohidrat terdapat dalam bentuk glikogen yang tersimpan dalam hati dan jaringan otot. Glikogen dalam tubuh manusia berfungsi sebagai cadangan energi. Melalui mekanisme kerja hormon dan aktivitas enzim, glikogen dipecah menjadi unit-unit glukosa.Pada umumnya karbohidrat merupakan senyawa padat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut non polar, tetapi mudah larut dalam air, kecuali polisakarida (selulosa) yang tidak larut dalam air. Monosakarida dan disakarida mempunyai sifat manis sehingga sering disebut gula. Kebanyakan monosakarida dan disakarida kecuali fruktosa adalah kelompok gula pereduksi. Sifat mereduksi ini disebabkan adanya gugus aldehid atau keton bebas dalam molekulnya. Larutan gula perduksi bereaksi positif dengan pereaksi fehling, pereaksi Tollens maupun pereaksi benedict.

1.2    Tujuan Praktikum
1.      Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan
2.      Membedakan antara monosakarida dan disakarida
3.      Membuktikan adanya polisakarida
4.      Membuktikan adanya gula pereduksi


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat adalah poli hidroksi aldehid dan poli hidroksi keton dan meliputi kondensat polimer - polimernya yang terbentuk. Rumus empiris karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut : Cm(H2O)n atau (CH2O). Tetapi ada juga karbohidrat yang mempunyai rumus empiris tidak seperti rumus diatas, yaitu deoksiribosa, deoksiheksosa dan lain - lain (Sudarmanto,dkk, 2000).
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagaI aktivitasfisik seperti berolahraga atau bekerja (Sirajuddin, 2010).
Semua jenis karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hydrogen (H), dan Oksigen (O). Perbandingan antara hydrogen dan oksigen pada umumnya adalah 2:1 seperti halnya dalam air; oleh karena itu diberi nama karbohidrat. Dalam bentuk sederhana, formula umum karbohidrat adalah CnH2nOn. Hanya heksosa (6-atom karbon), serta pentosa (5-atom karbon), dan polimernya memegang perana penting dalam ilmu gizi (Almatsier, 2001).
Sifat-sifat karbohidrat Beberapa sifat karbohidrat antara lain:
1)      Mono dan disakarida memiliki rasa manis yang disebabkan oleh gugus hidroksilnya, oleh karena itu golongan ini disebut gula.
2)      Semua jenis karbohidrat akan berwarna merah apabila larutannya (dalam air) dicampur dengan beberapa tetes larutan α-naftol (dalam alcohol) dan kemudian dialirkan pada asam sulfat pekat dengan hati-hati sehingga tidak tercampur. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat (uji Molisch).
3)       Warna biru kehijauan akan timbul apabila larutan karbohidrat dicampur dengan asam sulfat pekat dan anthroe. Warna ini timbul karena terbentuknya furfural dan hidroksi furfural sebagai senyawa derifat dari gula-gula (Sudarmadji, 2003).
Larutan basa encer pada suhu kamar akan mengubah sakarida. Perubahan ini terjadi pada atom C anomerik dan atom C tetangganya tanpa mempengaruhi atom-atom C lainnya. Jika D-glukosa dituangi larutan basa encer maka sakarida itu akan berubah menjadi campuran: D-glukosa, D-manosa, D-fruktosa. Perubahan menjadi senyawaan tersebut melalui bentuk-bentuk enediolnya. Bilamana basa yang digunakan berkadar tinggi maka akan terjadi fragmentasi atau polimerisasi. Sehingga monosakarida akan mudah mengalami dekomposisi dan menghasilkan pencoklatan non-enzimatis bila dipanaskan dalam suasana basa. Tetapi pada disakarida dalam suasana sedikit basa akan lebih stabil terhadap reaksi hidrolisis (Soeharsono,1978).
            Monosakrida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Monosakarida ini dapat diklasifikasikan sebagai triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, atau heptosa, bergantung pada jumlah atom karbon; dan sebagai aldosa atau ketosa bergantung pada gugus aldehida atau keton yang dimilki senyawa tersebut (Murray dkk, 2009).
BAB III
METODOLOGI
3.1  Alat dan Bahan
Alat                                                                 Bahan
- Tabung reaksi                                               - Pereaksi Mollish
- Penjepit tabung reaksi                                  - H2SO4 Pekat
- Rak tabung reaksi                                         - Larutan Iodium
- Pipet tetes                                                     - Pereaksi Bennedict
- Sikat tabung reaksi                                       - Pereaksi Millon
- Pengatur waktu                                             - Larutan uji ( Amilum, Sukrosa,                                                                                   Laktosa, Malktosa, Fruktosa,                                                                                      Glukosa, Arabinosa,sebanyak 1% )

                                                                                                -
3.2  Prosedur Percobaan
A.    Uji Mollish
1.      Memasukkan 15 tetes larutan uji kedalam tabung reaksi
2.      Menambahkan 3 tetes pereaksi Mollisch, dan mengaduk sampai homogen
3.      Memiringkan tabung reaksi, lalu mengalirkan dengan hati-hati 1ml h2s04 pekat melalui dinding tabung agar tidak bercampur

B.     Uji Iodium
1.      Memasukkan 3 tetes larutan uji kedalam tabung reaksi atau porselen tetes.
2.      Menambahkan 2 tetes larutan iodium
3.      Mengamati warna spesifik yang terbentuk

C.    Uji Bennedict
1.      Memasukkan 5 tetes larutan tetes uji dan 15 tetes kedalam tabung reaksi
2.      Mendidihkan tabung tersebut selama 2 menit dengan api kecil atau 5 menit didalam penangas air
3.      Mendinginkan secara perlahan
4.      Memperhatikan warna atau endapan yang terbentuk
BAB IV
HASIL PENGAMATAN


A.    Uji Mollisch

Bahan
Hasil Uji Mollisch
Karbohidrat ( +/- )
Amilum 1%
Terbentuk lapisan cincin berwarna ungu
( + )
Sukrosa 1%
Terbentuk lapisan cincin berwarna ungu
( + )
Laktosa 1%
Terbentuk lapisan cincin berwarna ungu
( + )
Maltosa 1%
Terbentuk lapisan cincin berwarna ungu
( + )
Fruktosa 1%
Terbentuk lapisan cincin berwarna ungu
( + )
Glukosa 1%
Terbentuk lapisan cincin berwarna ungu
( + )
Arabinosa %
Terbentuk lapisan cincin berwarna ungu
( + )

B.     Uji Iodium

Bahan
Hasil Uji Iodium
Karbohidrat ( +/- )
Amilum 1%
Terbentuk lapisan cincin berwarna ungu
( + )
Sukrosa 1%
Berwarna kuning,tidak berubah
( - )
Laktosa 1%
Berwarna kuning,tidak berubah
( - )
Maltosa 1%
Berwarna kuning,tidak berubah
( - )
Fruktosa 1%
Berwarna kuning,tidak berubah
( - )
Glukosa 1%
Berwarna kuning,tidak berubah
( - )
Arabinosa %
Berwarna kuning,tidak berubah
( - )

C.    Uji Bennedict

Bahan
Hasil Uji Bennedict
Karbohidrat ( +/- )
Amilum 1%
Berwarna biru
( + )
Sukrosa 1%
Berwarna biru
( - )
Laktosa 1%
Berwarna biru
( - )
Maltosa 1%
Berwarna biru
( - )
Fruktosa 1%
Berwarna biru kehijauan
( + )
Glukosa 1%
Berwarna biru kehijauan
( + )
Arabinosa %
Berwarna biru
( - )





BAB V
PEMBAHASAN

Pada Uji Molisch bedarsarkan hasil pengamatan kami bahwa bahan yang mengandung karbohidrat yaitu Amilum, Sukrosa, Laktosa, Maltosa, Fruktosa, Glukosa, Dan Arabinosa dikarenakan terbentuk cincin bewarna ungu. Sedangkan untuk Glikogen, Dekstrin, dan Galaktosa, kami tidak melakukan pengamatan dikarenakan tidak tersedianya bahan.
Pada uji kedua yaitu Uji Iodium. pada uji ini yang mengandung karbohidrat adalah amilum dimana terdapat lapisan cincin berwarna ungu, kemudian sukrosa laktosa, maltosa, fruktosa, glukosa dan arabinosa tidak mengalami perubahan dan tetap berwarna kuning.
Selanjutnya pada uji ketiga yaitu uji benedict dimana pada uji ini bertujuan untuk  menentukan gula reduksi pada setiap bahan yang di ujikan. Berdasarkan teori yang ada di buku bahwa pada uji benedict, indicator terkandungnya gula reduksi adalah dengan terbentuknya endapan bewarna biru kehijauan, kuning, atau merah bata/orange, pada amilum, sukrosa, laktosa, maltosa dan arabinosa tidak mengandung gula pereduksi, hasil uji hanya berwarna biru saja. Sedangkan pada fruktosa dan glukosa menandakan adanya gula pereduksi dengan terbentuknya endapan berwarna biru kehijauan.



BAB VI
PENUTUP


6.1 Kesimpuan
1. Adanya kadar karbohidrat pada suatu bahan ditandai dengan terbentuknya cincin warna ungu pada saat larutan tersebut diuji dengan pereaksi molisch.

2.  Monosakarida merupakan karbohidrat yang berbentuk aldehid atau keto dan memiliki 2 atau lebih gugus hidroksil. Sedangkan disakarida merupakan gabungan 2 monosakarida yang terikat pada O-Glikosidik.

3.   Pada amilum dan glikogen terdapat polisakarida yang ditandai dengan perubahan warna larutan.

4.  Adanya kadar gula pereduksi pada suatu bahan ditandai dengan terbentuknya endapan biru kehijauan, kuning atau merah bata pada saat uji benedict. Warna ini dipengaruhi oleh kadar gula pereduksi yang ada di dalam larutan.

6.2 Saran
Sebaiknya didalam praktikum, percobaan harus dilakukan dengan benar dan sesuai dengan prosedur, dan kelengkapan bahan juga harus diperhatikan, agar didapatkan hasil yang maksimal.



DAFTAR PUSTAKA
Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Murray, R. K. dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.EGC                                                           

Lehninger, 1982. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar. Laboratorium Terpadu Kesehatan Masyarakat Regional Indonesia Timur. Universitas Hasanuddin

Pratana, Crys Fajar dkk. 2003. Kimia Dasar 2: Common Textbook. Malang: UM Press.



JAWAB PETANYAAN
1.      Mengapa uji molisch disebut uji yang bukan spesifik untuk karbohidrat ?
Jawab : Karena pereaksi Molish adalah α-naftol dalam alcohol 95%. Reaksi ini sangat efektif untuk uji senyawa-senyawa yang dapat di dehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi senyawa furfural atau furfural yang tersubtitusi. Seperti hidroksimetilfurfural.
              Warna merah ungu yang terasa disebabkan oleh kondensasi furfural atatu turunannya dengan α-naftol.

2.      Pada percobaan uji benedict manakah yang menunjukkan hasil negatif ? mengapa ?
Jawab : Pada percobaan uji benedict yang menunjukkan hasil negatif yaitu amilum, sukrosa, laktosa, maltosa arabinosa. Mengapa ? Karena larutan tersebut bukan termasuk gula pereduksi melainkan gula nonpereduksi sehingga mendapatkan hasilnya negatif.
3.      Jelaskan jenis uji lain yang dapat digunakan untuk membuktikkan adanya gula pereduksi ?
Jawab :  Untuk dapat membuktikan adanya gula pereduksi, yaitu degan uji :
1.      Uji Fehling
2.      Uji Tollens
3.      Uji Benedict.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laporan Kimia Anorganik Pengenalan Alat-alat Laboratorium

Acara 1 : Pengenalan Alat-Alat Laboratorium BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang       Sebelum mulai melakukan pratikum d...