Minggu, 22 Mei 2016

laporan praktikum biokimia uji aktivitas enzim

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA




Nama                           : Ihsanul Zikri
Npm                            : E1G014047
Prodi                           : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok                   : 2
Hari/Jam                     : Selasa 08.00-09.45
Tanggal                       :
Co-ass                         : 1. Luvi Nofita
                                                              2. Nurul Kahasanah
Dosen                         : Devi silsia, Dra., M.si
Objek praktikum         : Uji Aktivitas Enzim



LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup. Sekarang, kira-kira lebih dari 2000 enzim telah teridentifikasi, yang masing-masing berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam sistem hidup. Enzim Amilase adalah suatu komponen yang sangat penting saat proses pencernaan makanan. Tanpa adanya enzim ini karbohidrat yang kita konsumsi tidak akan bisa berubah menjadi gula yang nanti pada akhirnya diubah menjadi ATP yang sangat penting dalam metabolisme makhluk hidup. Selain berperan dalam proses pencernaan amilase juga memiliki banyak peranan penting lainnya baik yang bisa dimanfaatkan dalam bidang industri, kesehatan maupun untuk pembuatan makanan Enzim terkadang membutuhkan kofaktor untuk dapat melakukan aktivitasnya dengan baik. Kofaktor dapat berupa senyawa organik dengan berat molekul cukup tinggi atau ion logam (besi, magnesium, zinc, atau kalsium). Senyawa organik ini terkait pada bagian protein enzim.
Berdasarkan jenis reaksi yang dikatalisnya, enzim dapat dibagi menjadi 6 golongan, yaitu :
1.      Oksidoreduktase
2.      Tranferase
3.      Hidrolase
4.      Liase
5.      Isomerase
6.      Ligase


1.2  Tujuan Praktikum
1.      Mengetahui pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim
2.      Membuktikan bahwa derajat keasaman (pH) mempengaruhi aktivitas enzim
3.      Mengetahui konsentrasi enzim terhadap perombakan substrat
4.      Mengetahui pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Enzim berasal dari kata in + zyme yang berarti sesuatu didalam ragi.Berdasarkan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa enzim adalah suatu protein yang berupa molekul – molekul besar, yang berat molekulnya adalah ribuan. Sebagai contoh adalah enzim katalase berat molekulnya 248.000 sedang enzim urese beratnya adalah 438.000.Pada enzim terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian yang bukan protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugus prostetik, biasanya berupa logam seperti besi, tembaga , seng atau suatu bahan senyawa organic yang mengandung logam.Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuanyang disebut holoenzim, tetapi ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus prospetiknya tidak menyatu. Contoh koenzim adalah vitamin atau bagian vitamin (misalnya : vitamin B1, B2, B6, niasin dan biotin).(Kartasapoetra, 1994)
Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Kekhasan inilah ciri suatu enzim. Ini sangat berbeda dengan katalis lain (bukan enzim) yang dapat bekerja terhadap berbagai macam reaksi. Fungsi suatu enzim adalah sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi didalam sel maupun diluar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat dari pada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat berfungsi sebagai katlis yang sangat efisien, disamping itu mempunyai derajar kekhasan yang tinggi. Seperti juga katalis lainnya, maka enzim dapat menurunkan energy aktivitas suatu reaksi kimia. Reaksi kimia ada yang membutuhkan energy (energi endorgani) dan ada pula yang menghasilkan energy atau mengeluarkan energy (eksorgonik).( Poedjadi, 2006)
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau struktur akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan ativasi enzim, sedangkan activator adalah yang meningkatkan aktifitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inhibitor enzim.       ( Hafiz Soewoto,2000)
Pengaruh suhu terhadap enzim. Karena struktur protein menentukan aktivitas enzim, maka jika struktur ini terganggu aktivitas akan berubah. Proses denaturasi protein juga berlaku untuk protein-protein enzim dan bahan yang mendenaturasi adalah sama. Misalnya enzim sering memperlihatkan kerapuhan akibat suhu. Jika dipanaskan sehingga kurang lebih di atas 500C. Kebanyakan, tetapi tidak semua enzim akan terdenaturasi. Denaturasi akibat suhu tinggi biasanya irreversible karena gaya-gaya ikatan lemah yang penting rusak akibat meningkatnya getaran termal komponen atau atom-atomnya, suatu fenomena yang merusak struktur tiga dimensi. Pada kondisi yang tidak menyebabkan denaturasi, kebanyakan enzim menunjukkan adanya suhu optimum dengan keadaan lainnya sama untuk mencapai aktivitas optimal.(Montgomery et al,1983)



BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat                                                                             Bahan
- Tabung reaksi                                                           - Larutan Amilum 2%
- Penjepit tabung reaksi                                              - Enzim Amilase ( saliva )
- Rak tabung reaksi                                                     - Larutan Iodium
- Pipet Ukur                                                                - Pereksi Bennedict
- Gelas Kimia                                                              - Larutan HCl 0,4% pH=1
- Alat Pemanas


3.2 Prosedur kerja
A. Pengaruh Suhu terhadap Aktivitas Enzim
1.      Menyediakan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering. Mengisi masing-masing tabung dengan 2ml larutan Amilum
2.      Menambahkan 1ml enzim Amilase pada setiap tabung
3.      Tabung 1, memasukkan kedalam gelas piala yang berisi es
Tabung 2, menyimpan pada suhu kamar
Tabung 3, memasukkan kedalam penangas air dengan suhu 37-40˚C
Tabung 4, memasukkan kedalam penangas air dengan suhu 75-80˚C
Tabung 5, memasukkan kedalam penangas air mendidih
4.      Membiarkan masing-masing tabung pada tempatnya selama 15 menit
5.      Selanjutnya menguji dengan larutan Iodium
6.      Menguji pula dengan pereaksi Bennedict
7.      Mencatat dan mengamati perubahan warna yang terjadi


B. Pengaruh pH terhadap Aktivitas Enzim
1.      Menyediakan 3 tabung reaksi yang bersih, kemudian mengisi tabung 1 dengan 2ml larutan HCl 0,4%, tabung 2 dengan 2ml Aquadest, tabung 3 dengan 2ml Na2CO3 1%
2.      Menambahkan 2ml larutan amilum dan 1ml enzim pada tiap tabung reaksi
3.      Mencampurkan sampai homogen, kemudian membiarkan selama 15menit
4.      Selanjutnya, menguji dengan larutan Iodium dan pereaksi Bennedict
5.      Mengamati dan mencatat perubahan warna yang terjadi

C. Pengaruh Konsentrasi Enzim terhadap Aktivitas Enzim
1.      Menyiapkan 3 tabung reaksi yang bersih, kemudian pada tabung 1,2 dan 3 berturut-turut mengisi dengan enzim Amilase 0,5 ml, 1,0 ml, dan 1,5 ml
2.      Menambahkan larutan Amilum 2ml pada tiap-tiap tabung
3.      Mencampurkan dengan baik, lalu membiarkan selama 15menit
4.      Selanjutnya menguji dengan larutan Iodium dan pereaksi Bennedict
5.      Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi

D. Pengaruh Konsentrasi Substrat terhadap Aktivitas Enzim
1.      Menyiapkan 4 tabung reaksi yang bersih, kemudian mengisi secara berturut-turut dengan larutan amilum 1ml, 2ml, 4ml, dan 6ml
2.      Menambahkan enzim amilase pada tiap-tiap tabung
3.      Mencampurkan dengan baik, lalu membiarkan selama 15 menit
4.      Selanjutnya menguji dengan larutan Iodium dan pereaksi Bennedict
5.      Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi



DAFTAR PUSTAKA
Montgomery, R. R.L Cornay T.W, Spector, A.A. Biokimia Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Kartasapoetra,a.g, 1994, Teknologi Penanganan Pasca Panen, Rineka Cipta.  Jakarta.
Poedjiadi, a., 2006, Dasar-Dasar Biokimia, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Soewoto, hafiz, dkk. 2000. Biokimia eksperimen laboratorium.Jakarta: Widya Medika.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laporan Kimia Anorganik Pengenalan Alat-alat Laboratorium

Acara 1 : Pengenalan Alat-Alat Laboratorium BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang       Sebelum mulai melakukan pratikum d...