Minggu, 22 Mei 2016

laporan praktikum biokimia pemisahan kasein dari susu sapi





BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Susu merupakan salah satu makanan paling lengkap. Bermacam-macam jenis susu, baik dari manusia maupun hewan mengandung vitamin, mineral, karbohidrat, lemak dan protein ( sebagian besar nya kasein ). Untuk jenis susu berbeda, kandungan nutrisi nya pun juga berbeda. Susu sapi berbeda dengan susu kambing walaupun terdapat kesamaan dalam hal zat penyusun nya.
Kasein dalam susu sapi merupakan partikel yang besar. Didalam nya tidak hanya terdiri dari zat-zat organik, melainkan mengandung juga zat-zat anorganik seperti kalsium, phospor, dan magnesium. Kasein yang merupakan partikel yang besar dan senyawa yang kompleks tersebut dinamakan juga kasein misel ( casein micell ). Kasein misel tersebut besarnya tidak seragam, berkisar antara 30-300 mµ. Kasein juga mengandung sulfur (S) yang terdapat metionin (0,69%) dan sistin (0,09%). Kasein adalah protein khusus terdapat dalam susu. Oleh karena itu kasein dalam susu dapat dikoagulasikan atau digumpalkan oleh asam yang terbentuk di dalam susu sebagai aktivitas miroba.
Kasein merupakan protein yang stabil terhadap pemanasan dan tidak mengalami denaturasi bila air susu dipanaskan. Titik isoelektris kasein pH 4,6-5,0 dan pada titik ini kasein mudah sekali mengendap.
Dalam isolasi, kasein larut dalam air, alkohol, dan eter namun tidak larut dalam etanol, senyawa alkali dan beberapa larutan asam.

1.2    Tujuan Praktikum
1.      Mengisolasi protein dari susu sapi
2.      Menghitung rendemen kasein




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Protein merupakan salah satu zat makanan yang penting bagi tubuh, mempunyai fungsi sebagai pertumbuhan sel, pengganti sel yang rusak dan sebagai bahan bakar dalam tubuh manusia. Oleh sebab itu kekurangan protein dapat menyebabkan gangguan pada manusia (Husni, et al., 2007).
Susu terdiri dari tiga komponen utama: air, lemak, dan protein. Protein yang terdapat dalam susu terdiri dari dua jenis, yakni kasein dan whey. Ciri dari protein adalah terdapatnya unsur N pada rantainya, tidak seperti lemak dan karbohidrat yang hanya terdiri dari unsur C, H, dan O.Protein merupakan senyawa yang sangat kompleks,terdiri dari 80% kasein dan 20% whey.Kasein termasuk jenus phospoprotein,terdiri dari beberapa unit asam amino yang terikat dengan ikatan peptida (Martoharsono, 1975).
Ukuran kualitas susu secara kimiawi dapat ditunjukkan oleh komposisi yang dikandung didalamnya, yaitu protein, lemak, dan laktosa. Pengujian kualitas susu pada hasil dari peternak sapi sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut pada pabrik susu perlu dilakukan. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi untuk pengujian tersebut. Sementara ini untuk menentukan kandungan-kandungan susu tersebut pada kebanyakan koperasi susu di seluruh Indonesia masih dilakukan dengan cara konvensional, contohnya seperti metodeKjeldahl untuk pengujian kadar protein susu secara kimiawi, yaitu dengan 4 tahap perlakuan yaitu tahap destruksi, destilasi, titrasi, serta konversi. Hal ini akan membutuhkan banyak waktu, biaya dan energi yang tidak sedikit. Dengan suatu peralatan spektroskopi inframerah kesulitan-kesulitan tersebut dapat ditanggulangi. Hanya dengan menyediakan sedikit sampel susu (sekitar 5 cc) yang diletakkan pada tempat kaca, kemudian ditunggu proses beberapa saat (sekitar 2 menit) pada peralatan spektroskopi tersebut maka besarnya komposisi susu tersebut dapat diketahui. Keunggulan peralatan yang akan peneliti rencanakan tersebut, yaitu dapat dipergunakan dengan sangat praktis, akurat, cepat, dan murah (Ahyari, Jimmy. 2010).
Protein susu terbagi menjadi dua, yaitu Casein yang dapat diendapkan oleh asam dan Rennin, serta protein whey yang dapat mengalami denaturasi oleh panas pada suhu 65oC. Casein dalam susu mencapai 80 % dari total protein. Pengasaman susu oleh aktivitas bakteri menyebabkan mengendapnya casein. Whey adalah cairan susu tanpa lemak dan casein. Pasteurisasi susu dilakukan untuk mencegah kerusakan karena mikroorganisme dan enzim. Ada 2 macam metode pasteurisasi susu yaitu Holding methode dan HTST (High Temperature Short Time ) (Retno, et al., 2005).
Gluten (kasein) mengandung glutamin dan asparagin lebm dari 35 % dati komposisi asam aminonya. Dalam keadaan tidak terdenaturasi gugus-gugus amida pada rantai sampingnya membentuk ikatan bidrogen dengan gugus bidroksil serin dan tbreonin. Kelarutan gluten yang tinggi diduga sebagai akibat telah terjadinya denaturasi pada gluten sehingga ikatan bidrogen rusak. Sedangkan kasein (acid casein) yang kelarutannya sangat rendah diperoleb dati pengendapan protein susu bebas lemak pada kisaran pH 4.5 sampai 5.0. Protein ini mengandung ikatan bidrofobik antar molekul dalam jumlah besar (Rukmini H.S. dan Nur M.A., 2008). 
Susu skim mengandung kasein yang disertakan ke dalam medium pertumbuhan bakteri  berfungsi sebagai substrat enzim. Hidrolisis kasein digunakan untuk memperlihatkan aktivitas hidrolitik protease. Protease mengkatalisis degradasi kasein yaitu dengan memutuskan ikatan peptida CO-NH dengan masuknya air ke dalam molekul. Reaksi tersebut melepaskan asam amino (Andaiyani. 2011).



BAB III
METODOLOGI

3.1  Alat Dan Bahan
Alat                                                                             Bahan
- Gelas Kimia                                                              - Susu Sapi Segar
- Hot Plate                                                                   - Asam Asetat Glasial
- Batang Pengaduk                                                     - Etanol
- Termometer                                                               - Eter
- Corong                                                                      - Kertas Saring
- Timbangan                                                                - Aquades
- Pipet Tetes                           

                                   
3.2  Prosedur Kerja
A.    Persiapan kertas saring
1.    Menyiapkan selembar kertas saring
2.    Memanaskan dalam oven pada temperatur 105˚C
3.    Setelah kandungan air pada kertas saring habis, lalu memasukkan kertas saring tersebut kedalam desikator, hingga mencapai suhu kamar
4.    Menimbang kertas saring tersebut, dan mencatat hasil nya

B.     Pemisahan kasein
1.    Memasukkan 50 ml susu sapi segar kedalam gelas piala, dan selanjut nya memanaskan sampai temperatur 40˚C.
2.    Menambahkan setetes demi setetes asam asetat glasial sambil mengaduk sehingga semua kasein mengendap.
3.    Selanjut nya mendinginkan suspensi tersebut pada suhu kamar, dan selanjutnya melakukan penyaringan
4.    Mencuci hasil endapan beberapa kali dengan menggunakan aquades dan selanjut nya menambahkan 30 ml etanol.
5.    Mencuci endapan dengan menggunakan campuran etanol-eter (1:1)
6.    Kemudian mencuci endapan pada kertas saring dengan eter
7.    Memindahkan kertas saring berisi bubuk ke kaca arloji dan membiarkan eter nya menguap
8.    Melakukan penimbangan kasein dan menghitung rendemen dari kasein tersebut
9.    Membandingkan hasil yang diperoleh dengan jumlah kasein teoritis yaitu 3,5 g/100 ml susu sapi.




BAB IV
HASIL PENGAMATAN

No
Uraian
Bobot ( gram )
1
Bobot kertas saring mula-mula                 (a)
1,33
2
Bobot kertas saring dan kasein                 (b)
3,17
3
Bobot kasein   = (b) - (a) =                        (c)
1,84
4
Rendemen kasein = 2(c)/50 ml sampel
0,036





BAB V
PEMBAHASAN

Pembuatan kasein yang dilakukan dalam percobaan ini dengan menggunakan susu sapi yang telah dikemas atau susu sapi siap saji yang siap untuk diminum secara langsung hal ini dikarenakan sulitnya untuk mendapat susu sapi murni.
Perlakuan pertama pemisahan kasein dilakukan dengan memanaskan 50 ml susu sapi segar dengan temperatur 40˚C. Pemanasan ini bertujuan untuk menurunkan kelarutan protein sehingga dapat mengendapkan protein susu pada kondisi yang sesuai atau pemanasan ini dapat menyebabkan denaturasi rusaknya struktur protein sehingga mempercepat pengendapan protein. Tapi pemanasan pada suhu ini, kasein tidak mengalami pengendapan. Pada dasarnya kasein merupakan protein yang stabil terhadap pemanasan dan tidak mengalami denaturasi apabila air susu dipanaskan. Tapi pemanasan ini akan mengubah stabilitas kasein dan menyebabkan kasein nantinya mudah dilakukan pengendapan.
Penambahan asam dapat menghilangkan muatan listrik dari partikel kasein karena asam akan mengikat kalsium dan kalsium kaseinat, sehingga kasein menjadi terlepas dan terbentuk endapan.
Adapun reaksi pengendapan dengan cara pengasaman sebagai berikut :
H2NR-COO-  + H+ →   +H3NR-COO                        (R, kasein protein)
Kasein misel                    Kasein asam
(pH = 6,6)                       (pH = 4,6)
Koloid dispersi                       Partikel tidak larut
            Pengendapan kasein dapat dilakukan denganmemasukan susu sapi 40˚C, dan memasukkan setetes demi setetes asam asetat glasial dan mengaduknya. Maka akan terlihat endapan kasein, yang kemudian akan dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring, lalu membiarkan kasein mengendap di atas kertas saring, lalu menghitung rendemen.
Selanjutnya mendekantasi larutan, hal ini bertujuan untuk memisahkan endapan dengan larutannya.Endapan yang diperoleh disuspensi kembali dengan campuran etanol dan eter dengan perbandingan 1:1. Hal ini bertujuan untuk memisahkan lemak dari endapan kasein di mana lemak akan ikut melarut bersama dengan eter, hal ini karena eter dan lemak memiliki sifat kepolaran yang tidak berbeda jauh.
Sedangkan etanol akan melarutkan protein atau senyawa lain selain kasein sedangkan kasein masih berada dalam bentuk endapannya karena kasein tidak larut dalam etanol sehingga akan diperoleh kasein yang lebih murni.                                                           




BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
·         Percobaan isolasi kasein ini menggunakan pengasaman oleh berbagai larutan seperti etanol, etanol-eter, dan eter untuk mengendapkan kasein, serta di lakukan penyaringan.
·         Untuk dapat menghasilkan nilai rendeman kasein yaitu dengan melakukan langkah percobaan yang ada dan memnghitung bobot kertas saring, bobot kertas saring + kasein, dan bobot kasein.

6.2 Saran
Sebaik nya sebelum praktikum, metode kerja harus dijelas kan dengan sebaik-baik nya.



Daftar Pustaka

Ahyari, Jimmy. 2010. Isolasi Kasein (online). http://blogkita.info/isolasi-kasein/

Andaiyani. 2011. Pengertian kasein (online). http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2119918-pengertian-kasein/. 

Husni, et al., 2007. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Yuliani Sri, penerjemah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Martoharsono, Soeharsono. 1975. Biokimia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Retno, et al., 2005. Buku Ajar Bedah Bagian 2. Andrianto Petrus, penerjemah.  Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Rukmini H.S. dan Nur M.A., 2008. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Biokimia. Jakarta : Penerbit Buku Kedoktern EGC.



Jawaban Pertanyaan
1.      Jelaskan prinsip pemisahan kasein?
Susu sapi segar dipanaskan lalu dicampur menggunakan asam asetar glasial agar kasein mengendap dan tersaring oleh kertas saring.
Setelah itu kasein berturut-turut dicuci menggunakan aquades, etanol, etanol-eter dan eter. Lalu kasein diletakakan di atas kaca arloji untuk kemudian ditimbang.

2.      Jelaskan tujuan pencucian kasein dengan etanol dan eter ?
Supaya lemak yang masih tertinggal di kasein dapat dikeluarkan atau dipisahkan dari kasein. Sehingga setelah dicuci yang didapat hanya kasein saja.

3.      Faktor apakah yang mempengaruhi rendemen kasein?
Faktor kekeringan dari pada saringan.
Ketepatan saat mencampur kasein dengan bahan-bahan seperti aquades, etanol, eter dll.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laporan Kimia Anorganik Pengenalan Alat-alat Laboratorium

Acara 1 : Pengenalan Alat-Alat Laboratorium BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang       Sebelum mulai melakukan pratikum d...