Minggu, 22 Mei 2016

Laporan Praktikum Biokimia Identifikasi Asam Amino dan Protein

Pengamatan I : Identifikasi Asam Amino dan Protein




BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Beberapa asam amino mengandung gugus terionisasi pada rantai samping R, hal ini mempengaruhi karakteristik apakah asam amino tersebut bebas di dalam larutan atau bergabung dengan asam amino yang lain. pada kenyataannya, sifat muatan dari protein banyaknya gugus yang terionisasi pada rantai samping asam amino. Dalam protein, asam amino satu dengan asam amino yang lain bergabung melalui ikatan peptida [-CO – NH-]. Ikatan peptida dibentuk dengan kondensasi gugus R–COOH dari asam amino yang satu dengan gugus -NH2 dari asam amino yang lain.
Protein merupakan polimer alami yang terdiri dari sejumlah unit asam amino yang berikatan satu dengan lainnya lewat ikatan amida (atau peptida). Peptida ialah oligomer dari asam amino yang memiliki peranan penting dalam banyak proses biologis. Protein merupakan biomolekul yang sangat penting.  Beberapa fungsi protein adalah sebagai katalisator (enzim), pengangkut dan penyimpanan, penyebab gerakan, pendukung sistem kekebalan, pembentuk dan transmisi implus saraf, pengontrol pertumbuhan dan deferensasi, pendukung kekuatan struktural, dan lain-lain.  Protein ini disusun oleh asam-asam amino yang juga  mempunyai peranan penting dalam metabolisme zat hidup. Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa secara umum ada tiga gugus yang reaktif pada asam amino yaitu gugus karboksil, gugus amino, dan gugus rantai samping.

1.2  Tujuan Praktikum
1.    Mengetahui unsur-unsur utama penyusun protein.
2.    Membuktikan adanya molekul-molekul peptida dari protein.
3.    Membuktikan adanya asam amino bebas pada protein.
4.    Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan atau fenil alanin yang terdapat dalam protein.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Asam-asam amino hasil hidrolisis protein dapat dipisahkan satu sama lain dengan menggunakan  kromatografi penukar ion. Tiga macam penyangga pH tinggi dipakai untuk mengelusi asam amino pada kolom kromatografi. Urutan pengelusian tergantung pada  muatan asam amino . Asam amino basa( lisin, histidin, arginine) paling kuat mengikat muatan negative resin penukar ion. Teknik ini memungkinkan penentuan asam amino apa saja yang terdapat dalam protein tertentu. Kelimpahan relative asam-asam amino juga bisa ditentukan dengan mengukur konsentrasi tiap asam amino. Senyawa  ninhidrin bereaksi dengan asam amino membentuk warna ungu. Larutan berwarna ungu ini diukur absorbansinya pada panjang gelombang 570 nm, lalu konsentrasi relative tiap asam amino dapat ditentukan.(Ngili, 2001)
Protein telur mengalami denaturasi dan terkoagulasi selama pemasakan. Pemanasan akan membuat protein bahan terdenaturasi sehingga kemampuan mengikat airnya menurun. Hal ini terjadi karena energi panas akan mengakibatkan terputusnya interaksi non kovalen yang ada pada struktur alami protein tetapi tidak memutus ikatan kovalennya yang berupa ikatan peptida. (Poedjiadi, 1994)
Protein ialah polimer alami yang terdiri dari sejumlah unit asam amino (amino acid) yang berikatan satu dengan lainnya lewat ikatan amina (atau peptida). Jaring laba-laba, bulu hewan dan otot, putih telur, dan hemoglobin(molekul yang mengangkut oksigen dalam tubuh ke tempat yanag memerlukan ) ialah protein. Peptida ialah oligomer dari asam amino yang memainkan peran penting dalam banyak proses biologis. Contohnya, peptide hormone insulin mengatur kadar gula darah, bradikinin mengatur tekanan darah, dan oksitosin meregulasi kontraksi uterus dan laktasi. Jadi, protein, pepetida, dan asam amino merupakan bahan yang penting bagi struktur, fungsi, dan reproduksi makhluk  hidup.(Haryanto, 2004)
Asam amino yang terbentuk sebagai hasil hidrolisis protein ialah asam α-amino. Pada asam amino, gugus amino terikat pada atom karbon yang bersebelahan dengan gugus karboksil, atau terletak pada posisi α. Karbon α pada asam amino merupakan pusat kiral, kecuali pada glisin yang gugus R-nya adalah atom H. Dengan demikian seluruh asam amino yang diturunkan dari protein (kecuali glisin) bersifat optik aktif. Perlu diperhatikan bahwa konversi Fischer yang biasa digunakan pada karbohidrat dapat pula diterapkan pada asam amino. (Hart, 1990)
Dalam sebuah molekul protein rantai polipeptida memiliki satu konformasi yang sudah tertentu pada suhu dan pH normal. Konformasi ini disebut konformasi asli, sangat stabil sehingga memungkinkan protein biasa diisolasi dalam konformasi aslinya itu. Dalam struktur protein, tulang rangka dari rantai peptida terdiri dari sebuah seri bidang datar kaku yang dipisahkan oleh gugus –CHR-. Struktur dari sebuah protein dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ikatan peptida yang terletak pada satu bidang datar, rotasi sumbu Cα¬-N dan rotasi Cα-C dan gugus –R yang berupa bagian dari asam amino polar, polar tanpa muatan dan bermuatan negatif atau positif. (Robert 1986)


BAB III
METODOLOGI
3.1  Alat dan Bahan
Alat                                                                 Bahan
- Tabung reaksi                                               - Larutan NaOh 10%
- Penjepit tabung reaksi                                  - Larutan CuSO4 0,5$
- Rak tabung reaksi                                         - Pereaksi Ninhidrin 0,1%
- Cawan porselen                                            - HNO3
- Gelas objek                                                   - Pereaksi Millon
- Alat pemanas                                                - Pb-asetat 5%
- Pipet tetes                                                     -HCL pekat
- Sikat tabung reaksi                                       - Sampel ( albumin telur,kasein,                                                                                 extrak daging,dan extrak                                                                                kacang hijau )
-Labu ukur                                         
                                                -
3.2  Prosedur Percobaan
A.    Uji adanya unsur C,H dan O
1.      Memasukkan 1ml albumin telur kedalam cawan porselen
2.      Meltakkan kaca objek diatasnya, kemudian memanasakan nya
3.      Memperhatikan adanya pengembunan pada gelas objek,yang menunjukkan adanya Hidrogen (H) dan Oksigen (O)
4.      Mengambil gelas objek, lalu mengamati bau yang terjadi,bila tercium rambut terbakar maka mengandung Nitrogen.
5.      Bila terjadi peng-arangan berarti ada atom Karbon
6.      Mengulangi percobaan menggunakan sampel yang lain

B.     Uji adanya atom N
1.      Memasukkan 1ml larutan albumin telur kedalam tabung reaksi
2.      Menambahkan 1ml NaOH 10%, kemudian memanaskan
3.      Memperhatikan bau yang terjadi dan menguji uapnya dengan kertas lakmus merah yang telah dibasahi aquades
4.      Terbentuknya amoniak, dan kertas lakmus merah berubah menjadi warna biru menunjukkan adanya N
5.      Mengulangi percobaan dengan sampel yang lain

C.    Uji adanya atom S
1.      Memasukkan 1ml larutan albumin telur kedalam tabung reaksi
2.      Menambahkan 1ml NaOH 10% kemudian memanaskan nya
3.      Menambahkan 4 tetes larutan Pb-asetat 5%
4.      Bila larutan menghitam, berarti Pbs terbentuk. Kemudian menambahkan 4tetes HCL pekat dengan hati-hati
5.      Memperhatikan bau khas belerang dan belerang teroksidasi
6.      Mengulangi percobaan dengan sampel yang lain

D.    Uji Biuret
1.      Menyediakan 4 tabung reaksi yang bersih, lalu masing-masing diisi dengan larutan albumin, kasein, extrak daging dan extrak kacang hijau 2ml
2.      Menambahkan 3 tetes CuSO4 0,2 % pada setia tabung 1ml NaOH
3.      Mencampurkan dengan baik
4.      Dan mengamati perubahan yang terjadi

E.     Uji Ninhidrin
1.      Menyediakan 4 tabung reaksi yang bersih, lalu mengisi tabung dengan albumin telur,kasein,extrak kacang hijau dan extrak daging sebanyak 2ml
2.      Menambahkan setiap tabung 5 tetes pereaksi ninhidrin
3.      Kemudian memanaskan diatas penangas air hingga mendidih selama 5menit
4.       Mengamati perubahan warna yang terjadi


F.     Uji Xantoprotein
1.      Menyediakan 4 tabung reaksi yang bersih, lalu masing masing mengisi dengan larutan putih telur, kaldu sapi, ekstrak kacang hijau, dan susu sapi sebanyak 2 ml.
2.      Menambahkan pada setiap tabung 1 ml HNO3 pekat. memperhatikan adanya endapan putih yang terbentuk
3.      Kemudian memanaskan selama 1 menit dan amati terbentuknya warna kuning.
4.      Selanjutnya mendinginkan di bawah air kran, lalu menambahkan NaOH 10 % stetes demi setetes melalui dinding tabung reaksi hingga terbentuk lapisan
5.       Memperhatikan warna yang terjadi. reaksi positif bila pada perbatasan antara protein dan NaOH membentuk warna jingga.

G.    Uji Millon
1.      Menyediakan 4 tabung reaksi yang bersih, lalu masing – masing isilah dengan larutan putih telur, kaldu sapi, ekstrak kacang hijau, dan susu sapi sebanyak 2 ml.
2.      Menambahkan pada setiap tabung 1 ml pereaksi millon
3.      Memudian memanaskan campuran ini, mungkin membentuk endapan kuning
4.      Selanjutnya mendinginkan dibawah air kran, lali menambahkan 1 tetes larutan NaNO2 1 %
5.      Memanaskan lagi, endapan atau larutan akan menjadi merah


BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A.    Uji adanya unsur C,H dan O

No

Zat Uji
Hasil Pengamatan (+/-)
Pengembunan
( H Dan O)
Pengarangan
(C)
Bau Rambut Terbakar
(N)
1
Albumin telur
(+)
(+)
(+)
2
Susu
(+)
(+)
(+)
3
Extrak Kaldu
(+)
(+)
(+)
4
Extrak Kacang hijau
(+)
(+)
(+)

B.     Uji adanya atom N

No

Zat Uji
Hasil Pengamatan (+/-)
Bau  Amoniak (N)
Kertas Lakmus Merah (N)
1
Albumin telur
(+) Berbau
(+) berubah warna jadi biru
2
Susu
(+) Berbau busuk,warna berubah dari putih menjadi kuning pekat
(+) berubah warna jadi biru
3
Extrak kaldu
(+) Berbau
(+) berubah warna jadi biru
4
Extrak kacang hijau
(+) Berbau
(+) berubah warna jadi biru

C.    Uji Adanya Atom S

No

Zat uji
Hasil pengamatan (+/-)
Pbs
Belerang (S)
1
Albumin telur
(+) Pbs terbentuk (warna hitam)
(+) berbau belerang
2
Susu
( - )
( - )
3
Extrak kaldu
( - )
(+) berbau belerang
4
Extrak kacang hijau
(+) Pbs terbentuk
(+) berbau belerang

D.    Uji Biuret
No
Zat uji
Hasil uji biuret
Polipeptida (+/-)
1
Albumin telur
Menjadi warna ungu
(+)
2
Susu
Putih susu berwarna ungu
(+)
3
Extrak kaldu
Warna tidak berubah
(-)
4
Extrak kacang hijau
Perubahan warna menjadi kuning kecoklatan
(-)

E.     Uji Ninhidrin
No
Zat uji
Hasil ninhidrin
Asam amino bebas (+/-)
1
Albumin telur
Terdapat endapan dan berwarna keruh
(-)
2
Susu
Tidak terjadi perubahan
(-)
3
Extrak kaldu
Kuning menjadi coklat kehijauan
(-)
4
Extrak kacang hijau
Warna lebih pekat, sebelum nya bening
(-)

F.     Uji Xantoprotein
No
Zat Uji
Hasil Uji Xantoprotein
Tirosin/Triptofan/Fenil Alanin (+/-)
1
Albumin telur
Terdapat batasan/lapisan protein dengan warna jingga
(+)
2
Susu
Terdapat endapan dan terdapat lapisan jingga, berubah warna menjadi kuning
(+)
3
Extrak kaldu
Tidak terbentuk endapan, warna berubah jadi kuning bening
(-)
4
Extrak kacang hijau
Tidak terbentuk endapan, warna berubah jadi kuning bening
(-)

G.    Uji Millon
No
Zat Uji
Hasil Uji Millon
Tirosin . Triptofan (+/-)
1
Albumin telur
Terdapan endapan berwarna putih,mengandung senyawa logam dan merah bata
(+)
2
Susu
Terdapat lapisan putih dan berwarna merah bata
(+)
3
Extrak kaldu
Terbentuk endapan kuning kemudian setelah panas terdapat endapan berwarna merah
(+)
4
Extak kacang hijau
Warna merah



BAB V
PEMBAHASAN

Protein adalah makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel makhluk hidup dan merupakan 50% atau lebih berat kering sel. Protein ditemukan di dalam semua sel dan semua bagian sel. Protein juga amat bervariasi ratusan jenis yang berbeda dapat ditemukan dalam satu sel. Tambahan lagi, protein memiliki berbagai peran biologis karena protein merupakan instrument molekuler yang mengekspresikan informasi genetik. Analisis protein dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu secara kualitatif terdiri atas: Uji adanya unsur C,H dan O, Uji adanya atom N, Uji adanya atom S, Uji Biuret, Uji Ninhidrin, Uji Xantoprotein, Ujian Millon.
Pada uji adanya atom C,H dan O, sampel extrak susu terjadi pengembunan menandakan adanya atom H dan O, dan terjadi pengarangan tanda adanya atom C, lalu tercium bau rambut terbakar yang mengandung N, begitu pula dengan sampel yang lain.
Uji adanya atom N, extrak kaldu, extrak kacang hijau, susu, dan albumin telur setelah dilakukan percobaan, semua sampel berbau amoniak tanda kandungan atom N, dan kertas lakmus merah berubah jadi warna merah.
Pada uji atom S, extrak kaldu dan susu tidak mengandung Pbs, akan tetapi pada kaldu terdapat bau belerang, dan pada susu tidak berbau belerang, sedangkan pada extrak kacang hijau dan albumin telur mengandung Pbs, dan berbau belerang.
Uji Biuret, pada uji biuret sampel susu berubah menjadi warna ungu, dan mengandung polipeptida, albumin telur berubah warna menjadi ungu, dan mengandung polipeptida, sedangkan pada kaldu warna tidak berubah dan tidak mengandung polipeptida, dan pada extrak kacang hijau, warna nya berubah menjadi coklat dan tidak mengandung polipeptida.
Pada uji Ninhidrin, semua sampel tidak mengandung asam amino.
Uji xantoprotein, extrak kaldu, susu, dan albumin telur mengandung tirosin/triptofan/fenil alanin, sedangkan pada extrak kacang hijau tidak
Uji millon, semua sampel mengandung torosin,triptofan.


BAB VI
PENUTUP
6.1  Kesimpulan

6.2  Saran
Disaat praktikum sebaiknya melakukan seluruh percobaan agar benar-benar paham dan mengerti.

DAFTAR PUSTAKA

Anna Poedjiadi. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press
Hart,H, 1990, KIMIA ORGANIK, alih bahasa: Sumanir Ahmadi, Erlangga,             Jakarta
Haryanto.2004. Penuntun Praktikum Biokimia. Program Program Studi Teknologi            Hasil  Pertanian. Fakutas Pertanian. Universitas Mulawarman:Samarinda.
Ngili.2001. Acuan Pelajaran Kimia SMU. Jilid 3. Penerbit Erlangga : Jakarta.
Robert 1986. Biokimia 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 66


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laporan Kimia Anorganik Pengenalan Alat-alat Laboratorium

Acara 1 : Pengenalan Alat-Alat Laboratorium BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang       Sebelum mulai melakukan pratikum d...